MONITOR, Jakarta – Paska bertemunya Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Presiden Jokowi, sampai saat ini Partai Gerindra belum juga memutuskan apakah akan ikut bergabung dalam koalisi pemerintah atau malah sebaliknya tetap menjadi oposisi.
Di internal Gerindra sendiri, banyak politisi yang berharap kalau Gerindra bisa duduk bersama dengan koalisi pemerintah Jokowi.
Salah satunya adalah Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Gerindra Arief Puyono. Arief bahkan mengaku mendorong partainya untuk masuk dalam koalisi pemerintahan Jokowi-Ma’ruf.
Menurut Dia hal itu harus dilakukan untuk bersama-sama membantu pemerintah demi masyarakat.
“Sampai sekarang belum ada rapat partai untuk membahas koalisi. Namun demikian saya akan coba mendoring Gerindra untuk bisa bergabung dengan koalisi pemerintah,” ujar Arief, Senin (15/7).
Namun, diakui Arief, terkait usulannya itu masih terjadi pro kontra di internal partai.
“Di internal masih ada dua opsi. Ada yang ngarep oposisi ada yang ngarep masuk koalisi pemerintah. Nah saya yang memotori masuk koalisi pemerintah. Kalau mau tahu saya sangat mendukung pertemuan antara Pak Prabowo dan pak Jokowi,” terangnya.
Dikatakan Arief, Gerindra sendiri belum menentukan sikap, apakah akan berkoalisi atau menjadi oposisi, keputusan itu nantinya akan dibahas dalam rapat partai.
Ditanya soal pidato Prabowo saat bertemu Jokowi yang menyebut akan membantu pemerintah?
Dijawab Arief, dirinya meminta masyarakat untuk tidak menyalahartikan pernyataan ketua umumnya tersebut. Menurutnya pernyataan Prabowo, bukan berarti Prabowo berkoalisi. Karena memang soal koalisi atau tidak belum ada keputusan dari partai.
“Begini, pak Prabowo itu seorang patriot, dia bekas mantan tentara artinya dia punya kewajiban untuk membantu ketika negara memang membutuhkan, ketika negara dalam keadaan darurat, ketika negara terancam secara ekonomi dan sosial, artinya sekarang terancam nih, terjadi polarisasi di masyarakat ya kita siap membantu menyatukan kembali,” pungkasnya.