JABAR-BANTEN

Peluang Bisnis Pisang dari Pesisir Pangandaran

MONITOR, Pangandaran – Daerah pesisir pantai Pangandaran merupakan salah satu destinasi wisata di Jawa Barat. Bukan hanya karena daya tarik wisata pantai yang digemari para peselancar domestik maupun luar negeri, tapi juga daerah ini merupakan wilayah sentra pisang terbesar di Jawa Barat. Dengan luas lahan sekitar 1.844 hektare, produksi pisang pada 2018 di Kabupaten Pangandaran mencapai 11.573,9 ton.

Salah satu sentra pisang di kabupaten ini adalah Kecamatan Kalipucang yaitu tepatnya di Desa Bagolo dengan luas lahan sekitar 70 hektare. Salah satu kelompok yang mengembangkan di antaranya Gapoktan Mugi Rahayu. Tanaman pisang ditanam secara tumpangsari dengan komoditas hortikultura lainnya sepeti cabai, kacang, jagung dan di sela-sela tanaman kayu-kayuan sebelum tanaman kayu tumbuh besar.

Jenis pisang yang banyak di budidayakan di Kecamatan Kalipucang antara lain pisang nangka, raja bulu, ambon, kepok, tanduk dan pisang lampeneng atau janeng yang merupakan pisang lokal. Sebagian besar petani pisang masih melakukan budidaya dengan cara tradisional sehingga hasil panen belum maksimal. Produksi pisang sebagian besar diserap untuk industri olahan seperti keripik, sale dan lainnya sebagai oleh-oleh mengingat Pangandaran. Selain itu ada juga yang dikirim ke Bandung dalam bentuk segar.

Menurut Mugiyono, Ketua Gapoktan Mugi Rahayu, “Saat ini Kecamatan Kalipucang dapat menghasilkan pisang sebesar 5 – 6 ton per hari, dengan harga rata-rata Rp 1500 – 2500 per kg. Ini merupakan peluang usaha tani pisang di Kabupaten Pangandaran memiliki potensi yang besar.”

Melalui Program Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN 2019 akan dilakukan pengembangan kawasan pisang di Kabupaten Pangandaran seluas 40 hektare. Dinas Pertanian Kabupaten Pangandaran telah melakukan CPCL pada lokasi dan petani penerima manfaat di beberapa kecamatan dan kelompok tani. Untuk kegiatan ekstensifikasi kawasan pisang dialokasikan di 4 desa dari 3 kecamatan dengan 5 kelompok tani. Adapun varietas pisang yang akan dikembangkan melalui program tersebut adalah Raja Bulu dan Ambon.

“Saya berharap melalui program pengembangan dan pemeliharaan kawasan pisang ini, produksi dan mutu pisang di Kabupaten Pangandaran terus meningkat, sehingga bisa memenuhi kebutuhan pasar lokal maupun ekspor dan kedepannya dapat meningkatkan kesejahteraan petani,” ujar Plt.Direktur Buah dan Florikultura Sri Wijayanti Yusuf.

Recent Posts

Parade Bastille Day 2025, Simbol Kemitraan Strategis Militer Indonesia dan Prancis

MONITOR, Jakarta - Derap langkah tegap diiringi irama langkah yang kompak dan penuh semangat, pasukan…

1 jam yang lalu

Uni Eropa Permudah Visa Bagi WNI, DPR Dorong Orkestrasi RI Manfaatkan Momentum Borderless

MONITOR, Jakarta - Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI, Mardani Ali Sera menyambut…

2 jam yang lalu

Menteri PU Tinjau Sekolah Rakyat di NTB, Tahap Kedua Dimulai September 2025

MONITOR, NTB - Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo meninjau secara langsung digunakannya Sekolah Rakyat…

4 jam yang lalu

Puan Soal Kasus Beras Oplosan, Rakyat Jangan Jadi Korban Pasar yang Tidak Jujur!

MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani menyoroti kasus praktik pengoplosan beras yang ditemukan…

4 jam yang lalu

DPR Nilai Keanggotaan RI di BRICS Dapat Dimanfaatkan untuk Siasati Tekanan Tarif Impor AS

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi XI DPR RI Charles Meikyansah menyambut baik bergabungnya Indonesia ke…

6 jam yang lalu

Tutup Sukses Operasional Haji 2025, Menag Jelaskan Formula 5BPH

MONITOR, Jakarta - Operasional penyelenggaraan ibadah haji 1446 H/2025 M sudah selesai. Kelompok terbang (kloter)…

7 jam yang lalu