Senin, 25 November, 2024

Banyak Makna, Politikus PDIP : Pidato Jokowi Terapkan Sikap ‘Ilmu Padi’

MONITOR, Jakarta – Politikus PDI Perjuangan Arteria Dahlan menilai bahwa pidato singkat yang disampaikan Jokowi pasca penetapannya sebagai calon presiden terpilih Pemilu 2019, di Gedung KPU kemarin  memiliki banyak makna.

Bahkan, ia berpandangan jika statmen tersebut menunjukan sikap mengikuti ‘Ilmu Padi’, meski posisinya masih menjabat sebagai presiden.

“Pidatonya singkat, tapi penuh makna, dan pesan moralnya banyak. Pertama, beliau ingin memperlihatkan adab atau etika yang baik, makanya beliau sempatkan hadir, walau di tengah kesibukannya dalam acara G 20 di Osaka, Jepang,” kata Arteria dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Senin (1/7).

Selain itu, ia juga menilai bahwa Jokowi ingin melakukan penghormatan sekaligus apresiasi terhadap para patriot-patriot demokrasi khususnya KPU, yang telah bekerja keras menyelenggarakan pemilu bermartabat dan demokrasi yang sehat. 

- Advertisement -

“Apalagi setelah dikuatkan melalui Putusan MK. Putusan ini kan pada prinsipnya menguji konstitusionalitas Pemilu. Alhamdulillah, beliau bersyukur pada akhirnya beliau dapat ditetapkan secara yuridis formal dan konatitusional melalui putusan Mahkamah Konstitusi, sekaligus membantah adanya kecurangan atau pelanggaran dalam pelaksanaan pemilu kemarin,” sebut dia.

Dan ketiga, sambung dia, Jokowi juga ingin menunjukan penghormatan tertingginya sekaligus berterimakasih kepada seluruh rakyat Indonsia.

“Rakyat sudah berbicara, rakyat sudah memberikan penilaian dan bersikap serta memutus bahkan rakyat sudah datang ke TPS-TPS untuk menentukan pilihan yang alhamdulillah memilih beliau dan diberikan kepercayaan untuk memimpin negara ini 5 tahun ke depan dalam rangka kemaslahatan bangsa” ucapnya.

Pada makna keempat, anggota komisi III DPR RI itu menilai ajakan agar semua pihak kembali bersatu, dan merajut dan menjaga persatuan dalam kebhinekaan.
 

“Kelima, beliau kembali dengan segala kerendahan hati mengajak Pak Prabowo dan Pak Sandi untuk bersama- sama membangun negara, karena negara masih membutuhkan patriot-patriot yang cinta negeri, ‘yang telah selesai dengan dirinya sendiri’, yang datang hanya untuk mengabdi,”pungkasnya sembari menilai jika pidato seorang negarawan yang patut dijadikan catatat dalam dialektika kebangsaan.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER