MONITOR, Maros – Komisi IV DPR RI memberikan acungan jempol terhadap terobosan dan gerak cepat Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran dalam menanggulangi dan memberikan bantuan kepada petani yang terkena dampak becana alam banjir di tujuh kabupaten Sulawesi Selatan, yakni Soppeng, Sidrap, Wajo, Pinrang, Bone, Enrekang dan Luwu.
Anggota Komisi IV DPR RI, Irwan Zulfikar mengatakan terobosan tersebut tidak hanya berupa bantuan sembako, tetapi juga bantuan ganti rugi usaha tani dan infrastruktur serta alat mesin pertanian untuk secepatnya memulihkan usaha pertanian.
“Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman melakukan terobosan yang luar biasa dalam menangani dampak di Sulawesi Selatan dan Sultra. Hari ini bantuan langsung disalurkan ke masyarakat yang terkena dampak banjir di tujuh kabupaten, Sulsel” katanya saat mendampingi Mentan Andi Amran Sulaiman melepas bantuan untuk korban banjir senilai Rp 10 miliar yang dipusatkan di Balai Penelitian Tanaman Serealia Maros, Sabtu (15/6).
Irwan menjelaskan bantuan korban banjir benih, pupuk dan alat mesin pertanian berupa pompa air, traktor dan ekscavator sesuai dengan kebutuhan masyarakat petani yang terkena dampak banjir. Terutama, program pembangunan tanggul di danau tempe dan pembangunan 3 unit bendungan besar yang didorong oleh Mentan Amran merupakan terobosan yang tepat dalam membangun sistem pengairan demi menjamin ketersediaan air irigasi yang berkelanjutan.
“Karena itu, kami di Komisi IV DPR mendukung penuh berbagai terobosan pembangunan pertanian yang dilakukan Mentan Amran,” jelasnya.
Apa alasannya? Irwan menyebutkan karena capaian pembangunan pertanian selama lima tahun terakhir sangat produktif. Komoditas yang menjadi penyangga pangan sudah diantisipasi sebelumnya sehingga yang selama ini kita impor, misalnya beras, jagung dan bawang merah sudah tidak impor lagi ke depannya.
“Jadi kalau bicara kinerja, hal yang wajar, jika beliau (Amran, red) untuk dipertahankan sebagai menteri pertanian. Ini bukan karena sama-sama dari Sulawesi Selatan, tapi memang teman-teman di Komisi IV sangat impresif dengan apa yang dilakukan selama lima tahun terakhir ini,” tandas Irwan anggota Komisi IV dari Farksi Partai Amanat Nasional Daerah pemilihan Sulawesi Selatan.
Di tempat yang sama, Mentan Amran mengatakan pihaknya bersama dengan mitra bergerak cepat menanggulangi dampak yang terkena banjir merupakan atas perintah Presiden Jokowi. Pemerintahan Jokowi-JK benar-benar memberikan kepedulian yang tinggi terhadap masyarakat khususnya petani yang mengalami kerugian atas banjir.
“Ini kami datang atas arahan Presiden Jokowi, kami keliling habis dari Sulawesi Tenggara, ini di Sulawesi Selatan memberikan bantuan kepada yang kena dampak banjir. Dan masih banyak lagi bantuan lainnya. Bantuan yang terkumpul sampai tadi ada Rp 10 miliar, itu dari karyawan kami dan mitra Kementerian Pertanian. Kami ucapkan terima kasih,” katanya.
Khusus lahan pertanian yang terkena bencana puso 3.000 hektar, sambung Amran, Kementan memberikan bantuan benih, pupuk dan traktor secara gratis. Bahkan bantuan alat mesin pertanian berupa ekscavator untuk membangun tanggul agar ke depan tidak terkena banjir lagi.
“Sektor pertanian Sulawesi Selatan yang terkena dampak banjr, dipastikan segera dipulihkan. Lahan pertanian yang sudah diasuransikan, diberikan ganti rugi 100 persen. Bagi lahan yang belum terasuransi, diberikan bantuan benih dan pupuk,” sebut Amran.
Sebagai informasi, adapun luas pertanaman padi yang terdampak banjir di tujuh Kabupetan yaitu, kabupaten Soppeng seluas 2.532 ha meliputi tujuh kecamatan, Kabupaten Wajo seluas 6.656 ha meliputi 9 kecamatan, Kabupaten Sidrap meliputi 8 kecamatan seluas 4.269 ha, Kabupaten Pinrang meliputi 3 kecamatan seluas 600 ha, Kabupaten Enrekang hanya 1 kecamatan seluas 205 ha, Kabupaten Bone seluas 33 ha dan kabupaten Luwu seluas 121,30 ha.
Total Luas tanaman jagung yang terdampak bencana alam banjir sebesar 2.003,60 ha. Terdiri dari Kabupaten Soppeng 1.421,60 ha dan Kabupaten Wajo 582 ha. Untuk tanaman kedelai yang terdampak bencana banjir hanya seluas 2 ha di Kabupaten Soppeng. Saat ini petugas di lapangan terus malakukan pemantauan serta identifikasi areal pertanian yang terkena dampak banjir.