EKONOMI

Ketimpangan Pendapatan di Desa Semakin Menurun

MONITOR, Jakarta – Program pembangunan khususnya di pedesaan menjadi perhatian khusus yang terus dikembangan pemerintah salah satunya melalui Kementerian Pertanian (Kementan). Hal ini dilakukan guna mewujudkan peningkatan kesejahteraan dan menurunkan ketimpangan ekonomi antara kota dengan desa.

Dengan kata lain, parameter tersebut bisa dilihat melalui dua indikator; yakni turunya jumlah penduduk miskin dan meningkatnya pendapatan masyarakat.

“Nah, kalau kita memperhatikan kedua indikator itu, maka tidak berlebihan rasanya jika pemerintahan saat ini dinilai berhasil memperbaiki kesejahteraan masyarakat,” kata Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Kementerian Pertanian, Ketut Kariyasa, Selasa di Jakarta (4/6).

Kariyasa memastikan pembangunan yang dilakukan saat ini berhasil membuat perekonomian penduduk desa meningkat drastis, bahkan jauh diatas angka rata-rata. Hal ini juga terlihat jelas dari Gini Ratio desa yang lebih rendah dari Gini Ratio kota.

Mengacu pada data bulan Maret 2013, Gini Ratio Kota awalnya hanya sebesar 0,431 dan Gini Ratio di desa sebesar 0,320. Kemudian pada Maret 2018 turun masing-masing menjadi 0,401 dan 0,324. Selanjutnya pada September 2018, penurunan kembali terjadi secara signifikan, yakni masing-masing 0,391 di perkotaan dan 0,319 di perdesaan.

“Terjadinya penurunan ini merupakan bukti nyata bahwa program-program pembangunan pertanian sudah tepat, yaitu tidak hanya berorietasi pada peningkatan produksi, tetapi mampu meningkatkan pemerataan dan menurunkan kemiskinan,” tegasnya.

Disisi lain, jumlah penduduk miskin secara nasional juga mengalami penurunan hingga menembus angka satu digit, yakni 9,82 persen. Jumlah itu terus turun menjadi 9,66 yang tercatat pada September 2018. Demikian juga dengan jumlah penduduk miskin di desa yang mencapai 14,32 persen untuk tahun 2013 dan 13,20 untuk tahun 2018.

Jumlah ini kembali turun menjadi 13,20 persen, yang selanjutnya berubah lagi menjadi 13,10. Penurunan ini juga terjadi pada jumlah penduduk miskin di perkotaan yang tadinya 8,39 persen, kemudian 7,02 persen dan selanjutnya menjadi 6,89 persen.

“Penurunan jumlah penduduk miskin ini juga diikuti oleh semakin meratanya atau menurunnya ketimpangan pendapatan masyarakat, yang ditandai oleh menurunnya Gini Ratio,” katanya.

Kariyasa menambahkan, pada Maret 2013, Gini Ratio secara nasional mencapai sebesar 0,424. Tapi pada Maret 2018, jumlah tersebut turun menjadi 0,389, disusul bulan berikutnya 0,384.

“Angka-angka diatas secara jelas bahwa ketimpangan pendapatan masyarakat baik di perkotaan maupun di perdesaan terus menurun,” tutupnya.

Recent Posts

KAI Wisata Pastikan Kesiapan Frontliner Sambut Nataru 2025/2026

MONITOR, Jakarta - PT Kereta Api Pariwisata (KAI Wisata) sebagai pengelola Tenaga Alih Daya (Frontliner)…

47 menit yang lalu

TNI Bangun Sumur Bor di Sejumlah Wilayah Aceh

MONITOR, Jakarta - TNI bergerak cepat membantu pemenuhan kebutuhan air bersih bagi masyarakat yang terdampak…

1 jam yang lalu

Kementerian UMKM Perkuat Integrasi Usaha Kecil ke Rantai Pasok Nasional

MONITOR, Jakarta - Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) terus memperkuat ekosistem usaha kecil…

2 jam yang lalu

Kemenperin: Peluang Produk IKM untuk Jemaah Haji dan Umrah

MONITOR, Jakarta - Kementerian Perindustrian optimis pelaku Industri Kecil dan Menengah (IKM) dalam negeri mampu…

3 jam yang lalu

Kemenag-PTIQ Paparkan Hasil Asesmen Tuntas Baca Al-Qur’an Guru PAI

MONITOR, Jakarta - Kementerian Agama Republik Indonesia menyelenggarakan Ekspos Publik Hasil Asesmen Tuntas Baca Al-Qur’an…

4 jam yang lalu

Jasa Marga Resmi Umumkan Susunan Pengurus Baru pada RUPS Luar Biasa

MONITOR, Jakarta - PT Jasa Marga (Persero) Tbk (“Jasa Marga” atau "Perseroan") telah menggelar Rapat…

4 jam yang lalu