Jumat, 29 Maret, 2024

Langkah Menteri ESDM di Tokyo Tuai Apresiasi

MONITOR, Jakarta – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI Ignasius Jonan baru saja melakukan langkah positif terkait pengembangan Lapangan Abadi Blok Masela. Hasilnya, Inpex dan SKK MIGAS sepakat atas pokok-pokok pengembangan Blok Masela di Tokyo.

Hal itu diungkapkan oleh Direktur Executive Energy Watch Mamit Setiawan, ia mengapresiasi langkah Menteri Jonan untuk ‘menjemput bola’ langsung ke Tokyo dan menemui CEO Inpex Corporation, Takayuki Ueda untuk menyelesaikan permasaahan pengembangan Lapangan Abadi Blok Masela..

“Patut kita apresias, kesepakatan itu memungkinkan lapangan gas raksasa ini bisa segera dikembangkan setelah pembicaraan alot berlangsung selama sekitar 20 tahun,” ujar Mamit Setiawan dalam keterangan tertulisnya, Selasa (28/5).

Direktur Eksekutif Energi Watch, Mamit Setiawan

Menurut Mamit, kehadiran Menteri Jonan bersama SKK Migas di Tokyo, investasi yang dilakukan oleh Inpex Corporation mampu tembus US$20 miliar atau setara dengan Rp 288 triliun, dimana pemerintah sekurang-kurangya mendapatkan 50% dari bagi hasil dan pengembangan Lapangan Abadi Blok Masela bisa dilakukan.

- Advertisement -

“Melalui investasi yang sangat besar ini, diharapkan bisa menimbulkan efek domino sehingga membantu perekonomian daerah yang berujung pada kesejahteraan masyarakat sekitar,” tambah Mamit.

Mamit menekankan, dengan ditandatanganinya MoU antara Inpex Corporation dan SKK MIGAS maka kekhawatiran akan bernasib sama dengan East Natuna yang hingga kini belum juga dikembangkan pun sirna.

“Jangan sampai nanti saat Lapangan Abadi Blok Masela on stream, harga yang ditawarkan sudah tidak kompetitif lagi, mengingat akan banyak proyek LNG dengan kapasitas sekitar 100 juta ton per tahun yang akan mencapai keputusan investasi akhir pada 2019-2020, seperti Tortue Ahmeyom FLNG di lepas pantai Mauritania dan Senegal, Nort Field LNG di Qatar, Area 1 di Mozambik, Artic LNG 2 di Rusia, Papua LNG di Papua Nugini dan Calcasieu Pass LNG di Amerika serikat,” terangnya.

Dengan begiti, kata dia, adanya proyek LNG lain yang perlu dikhawatirkan adalah terjadinya buyer market dimana pasar LNG dunia akan jenuh atau kelebihan pasokan.

“Jadi, melalui kesepakatan ini bisa proses pembangunan terminal LNG Blok Masela bisa berjalan sesuai dengan waktu yang ditentukan dan menunjukkan bahwa iklim investasi migas di Indonesia masih menarik dan diminati,” pungkas Mamit Setiawan.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER