PERTANIAN

Kementan Gandeng Taiwan Dorong Agribisnis Anggrek

MONITOR, Lembang – Indonesia kaya akan plasma nutfah termasuk spesies anggrek. Terdapat lebih dari 5 ribu spesies unik sebagai induk silangan. Anggrek merupakan komoditas prospektif karena permintaan pasar domestik maupun ekspor cukup besar.

Saat ini volume impor anggrek berupa botolan maupun seedling masih sangat tinggi. Pada 2018 sekitar 113 ton dengan nilai Rp 17,2 miliar. Oleh karena itu pemerintah mendorong pengembangan anggrek untuk mengurangi impor.

Taiwan merupakan kiblat industri peranggrekan dunia. Oleh karena itu dalam pertemuan bilateral Indonesian Economic and Trade Office – The Taipei Economic and Trade Office (IETO – TETO) pada 2017 di Denpasar, Pemerintah Indonesia mengusulkan fasilitasi pelatihan budidaya dan manajeman usaha anggrek di Lembang – Jawa Barat kepada Pemerintah Taiwan. Usulan tersebut mendapat persetujuan pada bilateral meeting setahun kemudian di Taipei.

Beberapa waktu lalu, Direktorat Jenderal Hortikultura bekerja sama dengan Taiwan Technical Mission (TTM) menyelenggarakan pelatihan Budidaya dan Manajeman Usaha Anggrek di BBPP Lembang. Peserta merupakan pelaku anggrek dan petugas lapangan dari 3 (tiga) provinsi, yaitu Jawa Barat, Banten dan DKI serta para widyaiswara di BBPP Lembang sejumlah 60 orang. Pada pelatihan tersebut, Taiwan Technical Mission (TTM) menghadirkan expert dari Taiwan yaitu Dr. Shu Pei Chen, Peneliti di Lembaga Riset Anggrek di Taiwan.

Pelatihan Anggrek Lembang

Dalam pelatihan ini Dr. Shu Pei Chen mengajarkan tehnik menghasilkan anggrek bermutu, bebas hama dan penyakit serta penerapan teknologi budidaya anggrek yang baik dan benar.

Materi yang diberikan antara lain teknologi dan manajemen dalam menghasilkan anggrek yang bermutu, manajemen pengendalian OPT, Q & A serta manajemen usaha tani dan keuangan.

“Agar alumni pelatihan ini menjadi champion dalam upaya peningkatan usaha peranggrekan di Indonesia. Saya juga berharap Pemerintah Taiwan memfasilitasi pelatihan khusus tentang teknologi penyilangan dan perbanyakan dengan kultur jaringan dalam waktu yang tidak terlalu lama,” ujar Plt Direktur Buah dan Florikultura, Sri Wijayanti Yusuf.

Recent Posts

Uni Eropa Permudah Visa Bagi WNI, DPR Dorong Orkestrasi RI Manfaatkan Momentum Borderless

MONITOR, Jakarta - Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI, Mardani Ali Sera menyambut…

58 menit yang lalu

Menteri PU Tinjau Sekolah Rakyat di NTB, Tahap Kedua Dimulai September 2025

MONITOR, NTB - Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo meninjau secara langsung digunakannya Sekolah Rakyat…

2 jam yang lalu

Puan Soal Kasus Beras Oplosan, Rakyat Jangan Jadi Korban Pasar yang Tidak Jujur!

MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani menyoroti kasus praktik pengoplosan beras yang ditemukan…

3 jam yang lalu

DPR Nilai Keanggotaan RI di BRICS Dapat Dimanfaatkan untuk Siasati Tekanan Tarif Impor AS

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi XI DPR RI Charles Meikyansah menyambut baik bergabungnya Indonesia ke…

5 jam yang lalu

Tutup Sukses Operasional Haji 2025, Menag Jelaskan Formula 5BPH

MONITOR, Jakarta - Operasional penyelenggaraan ibadah haji 1446 H/2025 M sudah selesai. Kelompok terbang (kloter)…

5 jam yang lalu

Canticle of Praise: Rayakan Dua Dekade UPH Choir Merangkai Iman, Musik dan Kedisiplinan Mahasiswa

MONITOR, Jakarta - Terdengar lantang dari salah satu baris penonton—sebuah seruan yang langsung digaungkan kembali…

6 jam yang lalu