MONITOR, Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berupaya menumbuhkan wirausaha baru khususnya di sektor Industri Kecil dan Menengah (IKM). Sebab, IKM sebagai sektor mayoritas dari populasi industri di Indonesia, selama ini berperan penting menjadi tulang punggung bagi ekonomi nasional.
Salah satu langkah strategis yang telah kami lakukan dalam menciptakan sasaran tersebut, yakni adanya kerja sama Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) dengan balai di bawah kami, yakni Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) Yogyakarta, kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin Ngakan Timur Antara di Jakarta, Sabtu (25/5).
Menurut Ngakan, upaya sinergi itu diwujudkan melalui penyelenggaraan bimbingan teknis tentang pembuatan kerajinan kayu kepada warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA di Pontianak, Kalimantan Barat. Sebanyak 30 peserta mengikuti pelatihan tersebut yang telah dilaksanakan selama enam hari pada 13-18 Mei 2019.
“Materi bimtek dari BBKB memang berbeda dari lembaga pelatihan atau perseorangan profesional pada umumnya, keunggulan bimtek dari BBKB adalah materi yang berbasis litbang. Kami berharap, dari bimtek tersebut, dapat menghasilkan inovasi produk kerajinan yang mampu berdaya saing di kancah global, ungkap Ngakan.
Produk kerajinan nasioal sudah dikenal luas hingga mancanegara, melalui keunggulan kualitasnya dan memiliki beragam desain yang unik. Sepanjang tahun 2018, ekspor produk handycraft nasional mencapai USD1,2 miliar yang dikirim ke 50 negara atau naik empat kali lipat dibandingkan tahun 1999 sekitar USD300 juta ke 20 negara.
Negara tujuan utama ekspor produk kerajinan nasional, antara lain ke Amerika Serikat, Jepang, Belanda dan Inggris. Kemenperin menargetkan ekspor produk kerajinan Indonesia dapat meningkat hingga 9% pada tahun 2019.
Salah satu instruktur kegiatan bimtek pembuatan kerajinan kayu tersebut, Peneliti BBKB Edi Eskak mengungkapkan, hasil litbang BBKB memang disiapkan agar bisa diterapkan oleh semua kalangan, termasuk bagi warga binaan. Dengan bekal keterampilan tersebut, nantinya warga binaan ketika kembali ke masyarakat dapat bekerja menjadi wirausaha mandiri maupun bekerja di perusahaan, karena juga mendapat sertifikat kelulusan bimtek dari Ditjen IKMA Kemenperin, paparnya.
Menurut Edi, para peserta antusias mengikuti bimtek. Mereka bisa berkreativitas sambil menunggu waktu hari pembebasannya. Kegiatan inipun diharapkan dapat terus digelar dan dimonitoring, sehingga berkelanjutan sampai berhasil mencetak wirausahawan baru dari warga binaan lapas.
“Kegiatan bimtek ini fokus pada kerajinan kayu, diversifikasi dan juga modifikasi produk yang laku di pasaran. Dan, diharapkan nantinya ketika warga binaan ini bebas dari lapas maka dapat mandiri dan menjadi perajin dengan menggunakan teknik dari hasil litbang kami, paparnya.
Selain kegiatan litbang di bidang kerajinan, BBKB juga mendorong penumbuhan wirausaha baru melalui kegiatan Innovating Jogja 2019. Selain itu pengembangan kompetensi melalui pelatihan teknis dan workshop, pengiriman instruktur dan narasumber ke daerah-daerah, konsultansi teknis, serta pemberian sertifikasi produk kerajinan seperti mainan anak agar nilai produknya meningkat.