Prof. Rokhmin Dahuri saat buka puasa bersama (bukber) ICMI-KAHMI Orwil Bogor di kediamannya di Bogor, Jawa Barat, Rabu (15/5/2019).
MONITOR, Bogor – Tokoh Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) dan Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI), Prof Rokhmin Dahuri menyatakan saat ini manusia tengah berada di zaman istidraj dimana banyak orang yang jauh dari Allah tapi hidupnya mencorong, baik karirnya, hartanya, maupun popularitasnya.
“Kita harus hati-hati dengan istidraj. Jangan sampai turun iman kita, karena melihat orang yang jauh dari Allah, karir dunianya lebih moncer dari kita,” ujar Guru Besar Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB tersebut saat menggelar acara buka puasa bersama (bukber) ICMI-KAHMI Orwil Bogor di kediamannya di Bogor, Jawa Barat, Rabu (15/5/2019).
Untuk mewaspadai bahaya istidraj tersebut bagi keimanan, pakar ekonomi maritime itu mengajak umat selalu berusaha bekerja ikhlas memberikan yang terbaik atau biasa disebut ihsan. “Sebagai Muslim yang baik, kita harus bekerja maksimalis, jangan bekerja minimalis,” tegasnya.
Dikutip dari berbagai sember, istilah ‘Istidraj’
sendiri memiliki pengertian kesenangan dan nikmat yang Allah berikan kepada
orang yang jauh dari-Nya yang sebenarnya itu menjadi azab baginya apakah dia
bertobat atau semakin jauh.
Sederhananya adalah, jika kita dapati seseorang yang semakin
buruk kualitas ibadahnya, semakin tidak ikhlas, berkurang kuantitasnya, sementara
maksiat semakin banyak, baik maksiat kepada Allah dan manusia, lalu rezki
baginya Allah berikan melimpah ruah, kesenangan hidup begitu mudah didapatkan,
tidak pernah sakit dan celaka, panjang umur, bahkan Allah berikan keluarbiasaan
pada kekuatan tubuhnya.
Dari ‘Uqbah bin ‘Amir radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا رَأَيْتَ اللهَ تَعَالَى يُعْطِي الْعَبْدَ مِنَ الدُّنْيَا مَا يُحِبُّ وَهُوَ مُقِيمٌ عَلَى مَعَاصِيْهِ فَإِنَّمَا ذَلِكَ مِنهُ اسْتِدْرَاجٌ
“Bila kamu melihat Allah memberi pada hamba dari (perkara) dunia yang diinginkannya, padahal dia terus berada dalam kemaksiatan kepada-Nya, maka (ketahuilah) bahwa hal itu adalah istidraj (jebakan berupa nikmat yang disegerakan) dari Allah.” (HR. Ahmad 4: 145. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini hasan dilihat dari jalur lain).
Allah Ta’ala berfirman,
فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّى إِذَا فَرِحُوا بِمَا أُوتُوا أَخَذْنَاهُمْ بَغْتَةً فَإِذَا هُمْ مُبْلِسُونَ
“Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.” (QS. Al An’am: 44)
MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi IV DPR RI Daniel Johan mendukung kebijakan Presiden Prabowo Subianto…
MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi IX DPR RI Arzeti Bilbina mendukung inisiatif Gubernur Provinsi Jawa…
MONITOR, Jakarta - Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) mencatatkan kinerja luar biasa dengan nett return…
MONITOR, Jatim - Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) terus memperkuat komitmennya dalam mendukung program ketahanan…
MONITOR, Jateng - Ketua Umum Pimpinan Pusat GP Ansor, H. Addin Jauharudin, menggelorakan semangat perjuangan…
MONITOR, Jakarta - Ketua Dewan Nasional SETARA Institute Hendardi angkat bicara terkait usulan gelar pahlawan…