Sabtu, 20 April, 2024

Alumni Perguruan Cikini desak Yayasan Sikapi Persoalan di ISTN

MONITOR, Jakarta – Yayasan Perguruan Cikini (Yapercik) diterpa berbagai isu permasalahan pengurusan lembaga pendidikan khususnya terkait pengelolaan Institut Sains dan Teknologi Nasional (ISTN) yang ada dibawah naungan yayasan yang berdiri pada 1942 tersebut.

Atas Hal tersebut, para alumni yang tergabung dalam All Yapercik meminta pihak yayasan bersikap tegas dan mengambil langkah kongkret menyelesaikan berbagai persoalan yang ada.

“Komersialisasi Pendidikan, Otoriterisme dan ‘Salah Urus’ Mendegradasikan mutu sekolah ini. Bahkan 10 tahun belakangan ini hampir seluruh tingkat pendidikan di bawah naungan Yayasan Perguruan Cikini (Yapercik) merosot tajam kualitas maupun kuantitas peserta didiknya sampai mencapai tingkat nadir/kritis,” ujar Juru Bicara Alumni All Yapercik, Indrian Lubis dalam pernyataan tertulis yang diterima MONITOR, Rabu (24/4/2019).

Menurut Indrian, ATN/STTN/ISTN yang didirikan oleh Alm. Prof. Ir. Rooseno pada tanggal 5 Desember 1950 lalu, adalah sebuah Perguruan Tinggi Swasta Teknik Tertua di Indonesia. Sejatinya, pendirian ATN/STTN/ISTN oleh Alm. Prof. Ir. Rooseno, adalah untuk mencetak insinyur-insinyur yang memiliki kompetensi, berdaya juang tinggi serta berjiwa patriotisme dalam upaya membangun Indonesia pasca revolusi kemerdekaan 1945.

- Advertisement -

“Namun, 69 tahun berlalu, ATN/STTN/ISTN seolah tenggelam diantara hiruk pikuk dunia akademis. Hiruk pikuk dunia akademis yang saat ini diisi oleh banyak kampus-kampus baru yang belum seusia ATN/STTN/ISTN dan mulai mendominasi jumlah mahasiswa, kemampuan akreditasi serta uji kompetensi. ATN/STTN/ISTN hari-hari belakangan ini tidak lagi seperti cita-cita Alm. Prof. Ir. Rooseno,” ungkap Indrian.

Indrian menambahkan satu-persatu perkara mulai bermunculan didalam tubuh ATN/STTN/ISTN dan tidak dapat diselesaikan oleh Rektor maupun Pengurus Yapercik.

“Akreditasi ATN/STTN/ISTN semakin lama semakin menurun, jumlah siswa maupun mahasiswa didalam kepengelolaan Pengurus YAPERCIK semakin hari semakin mengkhawatirkan serta yang membuat kami khawatir dan was-was akhir-akhir ini, protes mahasiswa dan dosen berbuah Sanksi Skorsing, Drop Out maupun Pemecatan,” katanya.

Atas berbagai persoalan tersebut lanjut Indrian dirinya yang tergabung dalam Sekretariat Bersama All Yapercik yang terdiri dari seluruh Alumni SD/SMP/SMA/SMK/SMK Music Yapercik & ISTN akan berkumpul hari ini, Rabu (24/4/2019) untuk menyampaikan pernyataan sikapnya antara lain:

Pertama, meminta Pengurus Yapercik diganti dengan orang-orang baru “Pengurus harus memiliki integritas, kompetensi, Komitmen serta pengetahuan dalam membangun sebuah lembaga pendidikan serta perguruan tinggi,” tandasnya.

Kedua, Pengurus Yapercik harus segera melakukan audit internal serta mempublikasikan hasil audit tersebut kepada khalayak umum.

Ketiga, meminta Pengurus Yapercik bertanggungjawab terhadap keputusan Rektor ISTN saat ini yang memberikan Sanksi Skorsing dan Drop Out kepada mahasiswa serta Pemecatan kepada Dosen-dosen ISTN dan berakibat pada semakin menurunnya Akreditasi ISTN.

Keempat, meminta pengurus Yapercik bertanggung jawab terhadap keputusan yang dibuat oleh Rektor ISTN maupun Jajarannya.

“Keputusan yang menyebabkan Sistem Pengelolaan Perguruan Tinggi tidak sesuai dengan Undang-Undang Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah yang mengatur tentang Sistem Pendidikan Tinggi,” katanya.

Indrian menambahkan pihaknya membuka dialog dengan pihak yayasan dalam upaya mencari solusi yang terbaik bagi semua pihak tanpa merugikan salah satu pihak yang lain.

“Menghindari dialog dan menindas perbedaaan dalam perumusan solusi dunia pendidikan berarti mengkhianati Pasal 28 UUD 1945,” pungkas Indrian.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER