MONITOR, Bandung – Kementerian Pertanian menyelenggarakan koordinasi akses pemasaran produk hortikultura di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, Selasa (9/4). Pertemuan tersebut dihadiri kelompok tani dari Kabupaten Bandung, Brebes, Garut, Malang serta petani Core Farmer BAVAST (Bandung Vegetables Station). Kegiatan ini sekaligus mempertemukan petani dengan para eksportir seperti PT. Nusa Berdaya Indonesia, Rodeo Fresh, PT. Sabas Sinergi Indonesia (sikumis.com), AEON, sayurbox.com. Di sini petani turut membawa contoh produk mereka untuk dapat dilihat langsung oleh para pelaku pasar.
Menghadiri acara, Dirjen Hortikultura Suwandi mengatakan petani Indonesia harus naik kelas. “Petani harus berkumpul membentuk badan lembaga seperti koperasi, badan usaha milik petani. Selanjutnya mengikuti falsafah sapu lidi,yakni jika petani berkumpul posisinya menjadi lebih kuat dan mempunyai posisi tawar yang lebih baik.”kata Suwandi.
Yeyen, Counterpart Taiwan Technical Mission, memaparkan apa yang telah mereka lakukan dalam pengembangan kapasitas petani hortikultura sejak 2015 hingga 2019.
“Sejauh ini kami sudah melaksanakan pelatihan pengelolaan _packing house_, budidaya menggunakan _modern screen house_, _training of trainer_ untuk 90 PPL dan 60 ketua kelompok tani dan pelatihan agribisnis sayuran dengan pola _on site training_,” papar Yeyen.
Abdi Prasetyo, champion hortikultura turut bercerita mengenai kisah sukses pengembangan pasar lelang cabai di Kabupaten Sleman.
“Pasar lelang ini lahir antara lain karena banyaknya tengkulak yang ada di Sleman dan petani ingin menjual cabai pada satu pintu sehingga memperpendek rantai pemasaran yang ada agar produk dari petani dapat langsung dipasarkan ke perusahaan besar,” jelas Abdi.
Pemuda yang juga anggota Asosiasi Hortikultura Puncak Merapi ini juga bercerita sekekarang pasar lelang sudah berjalan setiap hari dan memberikan harga lebih baik.
Pada kesempatan itu dipaparkan juga kunci sukses menjalin kemitraan dengan industri oleh Kelompok Tani Gemah Ripah II Ngantru Malang oleh Supriyo.
“Saya memiliki aset sebesar Rp 500 juta, sudah pernah mengirim 2.700 ton kentang ke PT. Indofood, dan sudah berhasil membangun madrasah dan jembatan. Kunci kesuksesan itu adalah kepercayaan,” ucap Supriyo bangga.
PT. Nusa Berdaya Indonesia yang diwakili oleh Pekik Warnendya memaparkan peluang pasar ekspor produk hortikultura ke United Kingdom berupa buah-buah eksotis seperti Nenas, Manggis, Rambutan, Salak, Nangka, Buah Naga, Jeruk Purut, Mangga Arumanis.
“Permintaan Pasar UK sampai saat ini masih belum bisa dipenuhi oleh kami. Permintaan 2000 kg _mix fruits_ per hari baru bisa dipenuhi 200 kg per minggunya. Salah satu permintaan misalnya jeruk purut, ternyata sangat berpotensi dipenuhi oleh petani Lembang karena daerah ini penghasil jeruk purut yang cukup besar,” ujarnya.
Fery dari AEON dan Dirga dari sayurbox.com. Setelah melihat contoh produk dari para petani, keduanya optimis dapat memasarkan produk tersebut dan mendapatkan nilai tambah. Para petani dan pelaku usaha merasa puas dengan kegiatan ini, karena dinilai sangat bermanfaat bagi kedua belah pihak.