EKONOMI

Ketua PBNU: Beras Melimpah, Sudah Bukan Tugas Sektor Pertanian Mengurusi

MONITOR, Jakarta – Produksi padi di sejumlah daerah melimpah dan terus mengalami peningkatan. Peningkatan ini jumlahnya bahkan cukup segnifikan. Tak heran, kondisi ini berdampak langsung pada situasi harga di lapangan. Terbaru, BPS menyebut harga gabah kering panen pada periode Maret 2019 turun.

Turunnya harga membuat banyak pihak merasa prihatin. Terlebih, keprihatinan itu langsung dirasakan para petani yang sedang memiliki semangat bercocok tanam.

Ketua Umum Pengurus Nahdlatul Ulama, Said Aqil Siraj saat berbicara di Rakernas dan Konsolidasi Tani Nelayan Lembaga Pengembangan Pertanian (LPP) PBNU Se-Indonesia di Grand Cempaka, mengungkapkan bahwa kondisi harga harus bisa diselesaikan pemerintah dengan baik.

Tapi, kata Kiyai Said, kewenangan tersebut bukan berada di ranahnya Kementerian Pertanian (Kementan). Menurutnya dia, Kementan sejauh ini sudah melaksanakan fungsinya, yakni memompa angka produksi hasil pertanian.

“Kalau panen melimpah, sudah jadi beras kemudian diangkut ke pasar, sudah bukan ranahnya Kementerian Pertanian lagi. Apalagi soal harga,” katanya.

Masih di lokasi yang sama, Ketua Bidang Ekonomi PBNU Umar Syah mempertanyakan peran dan kontribusi Kementerian Perdagangan (Kemendag) terkait turunnya harga gabah.

“Pertanyaan saya untuk Kementerian Perdagangan: kalian ini kerja untuk siapa? Kalian kerja untuk bangsa ini apa untuk bangsa lain?” Kata Umar.

Lebih lanjut, Umar juga mempertanyakan kinerja Mendag Enggartiasto Lukita yang dinilai selalu berpikir tentang impor. Enggar, kata Umar, tidak pernah berpikir soal produksi petani sehingga bisa dilakukan ekspor.

“Harusnya Enggar (Enggartiasto Lukita) berpikir bagaimana komoditas kita dibeli oleh pihak luar. Maka itu, mari kita ciptakan kondisi dimana petani semangat untuk menanam semua komoditas, karena tanah kita tanah bagus. Berpikirlah bagaimana orang luar berminat beli produk kita. Jangan dibalik, selalu inginya impor impor dan impor. Kau kerja untuk siapa?” Katanya.

Dekan Fakultas Pertanian Universitas Islam Riau Pekanbaru, Ujang Paman Ismail menegaskan bahwa sesuai dengan aturan yang ada, Kementerian Pertanian bukan sebagai lembaga yang memiliki kewenangan mengatur harga. Kewenangan itu adanya di Kementerian lain.

“Kementan hanya bertugas memproduksi. Bukan mengurusi harga. Jadi jangan dibalik menafsirkan aturannya,” tutupnya.

Sesuai dengan regulasi bahwa persoalan harga berdasarkan Pasal 21 Perpes 45 tahun 2015 tercatat bukan kewenangan yang dipegang ranah Pertanian. Tugas Kementan, menurut aturan itu hanya menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan.

Recent Posts

Wakapolda Sulteng Bagikan SIM Gratis di Majelis Taklim Datokarama

MONITOR, Palu - Wakil Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah (Wakapolda Sulteng), Dr. Helmi Kwarta Kusuma…

51 menit yang lalu

Saudi National Day 95, Menag Apresiasi Visi 2030 Arab Saudi

MONITOR, Jakarta - Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengapresiasi kemajuan pembangunan di Arab Saudi dengan…

1 jam yang lalu

Kemenperin Dukung Peningkatan Kualitas SDM Industri Kelapa Sawit

MONITOR, Jakarta - Kementerian Perindustrian terus berkomitmen untuk memperkuat struktur pengembangan industri nasional, salah satunya…

5 jam yang lalu

Tambahan Minyak Jadi 2 Liter Dalam Bansos Pangan Merupakan Usulan Pimpinan DPR

MONITOR, Jakarta - Pemerintah berkomitmen mengoptimalkan rencana stimulus ekonomi yang nilainya mencapai Rp 16,23 triliun,…

11 jam yang lalu

Bupati Lumajang Serahkan Bantuan Alsintan, Perkuat Ketahanan Pangan Menjelang Hari Tani Nasional

MONITOR, Lumajang - Bupati Lumajang, Indah Amperawati, secara langsung menyerahkan bantuan alat dan mesin pertanian…

12 jam yang lalu

Jokowi Instruksikan Dukung Prabowo-Gibran Dua Periode, Puan: Pemilu Masih Jauh

MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani merespons instruksi Presiden ke-7 RI Joko Widodo…

15 jam yang lalu