Jumat, 29 Maret, 2024

Kementan dorong Kalimantan Barat jadi Penyangga Bawang Merah Wilayah Kalimantan

MONITOR – Kementerian Pertanian terus berusaha menumbuhkan sentra pengembangan bawang merah di luar Pulau Jawa. Hal ini bertujuan untuk stabilisasi pasokan dan harga bawang merah. Kalimantan Barat ditunjuk sebagai sentra pengembangan bawang merah biji atau True Shallot Seed (TSS).

Direktur Sayuran dan Tanaman Obat, Moh Ismail Wahab dalam keterangan tertulisnya menjelaskan bahwa kebutuhan bawang merah di Provinsi Kalimantan Barat sebesar 24.971 ton bisa dipenuhi dari pertanaman seluas 2.903 hektare.

“Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Hortikultura telah mengalokasikan bantuan bawang merah untuk Kalimantan Barat seluas 245 hektare dari dana APBN tahun 2019. Bantuan bawang merah ini ada dua macam, yaitu bawang merah umbi seluas 200 hektar dan bawang merah biji seluas 45 hektar,” paparnya.

- Advertisement -

Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat, Heronimus Hero menyambut baik program pengembangan bawang merah biji.

“Kami mendapatkan alokasi bawang merah biji dari APBN untuk sembilan kabupaten/kota seluas 45 hektare. Saya harap dengan benih bawang merah biji bisa meningkatkan produksi bawang merah di Kalbar. Walaupun bagi sebagian petani ini hal baru tapi saya yakin petani bisa kok. Hortikultura kan bisa dikembangkan secara fleksibel,” katanya.

Heronimus menambahkan, “Diperlukan diseminasi informasi dari penyuluh ke petani dan sarana prasarana pendukung untuk mensukseskan program ini. Saat ini pola konsumsi masyarakat semakin meningkat, jadi hortikultura harus dikembangkan lebih massif lagi.”

Hal senada disampaikan Kepala Bidang Hortikultura Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Sambas, A. Mubarak yang menerima alokasi bawang merah biji seluas 5 hektare. Dirinya mengatakan, “Sambas siap melaksanakan pengembangan bawang merah biji. Selain budidayanya mudah, hasilnya juga jauh lebih besar daripada bawang merah umbi.”

Selain itu, Kepala Bidang Hortikultura Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Sanggau M. Farkhan, menyatakan wilayahnya mendapat alokasi bawang merah biji seluas 5 hektare.

“Kami sudah melakukan CPCL. Walaupun petani kami belum pernah menanam bawang merah biji sebelumnya, tetapi kami yakin program ini akan berhasil karena ada pendampingan langsung dari perusahaan produsen benih,” katanya.

Salah satu sentra pengembangan bawang merah di Kalimantan Barat adalah Kabupaten Kubu Raya. Kelompok tani Arang Jaya, Desa Arang Limbung, Kecamatan Sungai Raya Kubu Raya berhasil mengembangkan bawang merah varietas Bima Brebes. Buktinya, bawang merah yang sudah ditanam dari dua bulan yang lalu kini sudah bisa dipanen.

“Harga bawang merah di sini sekarang Rp 24 sampai 25 ribu, kalau di eceran bisa 40 ribu,” ungkap Wiwin anggota Kelompok tani Arang Jaya. Harso dan Asmara yang juga tergabung dalam kelompoktani ini merasa senang melihat keberhasilan penanaman bawang merah. Mereka mengaku ingin menanam bawang merah lagi. Begitu juga dengan petani setempat yang mulai tertarik ingin ikut menanam bawang merah.

Kepala Bidang Hortikultura Dinas Pertanian Kabupaten Kubu Raya, Herculanus Gunawan menjelaskan potensi pengembangan hortikultura di Kecamatan Sungai Raya sebesar 120 hektare. “Potensi di sini besar, hanya belum tergarap semua. Ke depan, wilayah ini akan kami fokuskan untuk tanam bawang merah,” tandasnya.

Koordinator PPL Kabupaten Kubu Raya, Emi W merasa bangga atas keberhasilan penanaman bawang merah ini. Pasalnya, kelompok tani ini baru pertama kali mencoba menanam bawang merah dan langsung berhasil.

“Biasanya mereka tanam kangkung, sawi, cabai, dan tomat. Sekarang sudah bisa tanam bawang merah. Hanya saja, petani di sini kan umumnya tanam di lahan gambut jadi permasalahannya lebih banyak. Harapan kami, Kementerian Pertanian bisa memberikan bantuan kapur atau dolomit dan pembenah tanah seperti Trichoderma yang bisa menguraikan bahan organik,” jelasnya.

Wiwin menjelaskan kunci sukses penanaman bawang merah di lahan gambut yaitu pemupukan menggunakan abu, TSP, NPK, kalsium dan pupuk organik sebelum pemasangan mulsa. “Untuk pengairan, air diambil dari sumur-sumur kolam. Kalau diambil dari parit, airnya asam. Penyiramannya juga harus dikocor biar tidak asam,” bebernya.

Kasubdit Bawang Merah dan Sayuran Umbi Muh. Agung Sunusi saat menghadiri pertemuan Koordinasi dan Sosialisasi Pengembangan Hortikultura Kalimantan Barat 2019 di Kota Pontianak, Selasa (19/3).

“Salah satu pemenuhan bawang merah selain dari benih umbi, bisa juga dilakulan dari benih biji atau TSS. Kenapa harus TSS? Karena lebih menguntungkan. Benihnya hanya butuh 5 kg per hektare, sedangkan kalau dari benih umbi bisa butuh 1 sampai 1,5 ton. Pemupukannya juga lebih hemat 30 persen. Selain itu, produktivitasnya lebih besar, bisa 17 – 25 ton.” ujarnya.

Menurut Agung, wilayah Kalimantan Barat sangat prospektif untuk pengembangan bawang merah biji. Pengembangan bawang merah biji akan dilakukan di Kabupaten Bengkayang, Sanggau, Sambas, Ketapang, Mempawah, Landak, Kubu Raya, Kota Singkawang dan Kota Pontianak.

Saat kunjungan kerja ke Kabupaten Kubu Raya, Agung berharap budidaya bawang merah di lahan gambut Kubu Raya dapat direplikasi untuk lahan gambut di wilayah lainnya.

“Kubu Raya sebagai kabupaten terdekat Kota Pontianak harusnya bisa mensuplai kesana. Kalau setiap bulan ada pertanaman bawang merah, Kalimantan Barat bisa mandiri swasembada bawang merah. Tidak perlu lagi ambil dari Jawa, cukup dipenuhi dari Kalimantan. Bahkan Kalbar bisa mensuplai untuk wilayah Kalimantan,” ungkapnya optimis.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER