MONITOR, Kota Batu – Kota Batu terkenal sebagai destinasi wisata andalan Jawa Timur dengan mengandalkan potensi agrowisata apel dan wahana wisata lainnya. Meski berstatus kota, namun wilayah Batu sangat menonjol sektor pertaniannya, khususnya hortikultura. Dengan luas areal 19.908 hektar, topografi Kota Batu tersusun dari gugusan perbukitan.
Terdapat tiga gunung di Kota Batu yaitu Gunung Panderman (2020 meter dpl), Gunung Welirang (3.156 meter dpl), Gunung Arjuno (3.339 meter dpl). Jenis tanahnya ada 4 macam meliputi Andosol, Kambisol , Aluvial dan Latosol. Andosol dan Kambisol sendiri dikenal sebagai jenis tanah yang subur dan cocok untuk budidaya pertanian. Sumber air melimpah baik dari Sungai Berantas maupun sumber Air Tanah. Tak mengherankan, Kota Batu tumbuh pesat menjadi sentra hortikultura modern di Jawa Timur.
Direktur Sayuran dan Tanaman Obat, Moh Ismail Wahab mengatakan Kota Batu menjadi salah satu daerah yang ditargetkan untuk pengembangan bawang putih. Kawasan Malang Raya termasuk Kota Batu dulu sangat dikenal sebagai sentra bawang putih di Jawa Timur, bahkan nasional.
“Kementerian Pertanian dorong terus daerah tersebut agar bangkit kembali, sehingga nantinya selain Apel juga dikenal kembali bawang putihnya,” demikian dikatakannya di Batu, kemarin Minggu (10/3).
Menurut Ismail, Kementan terus memantau Kota Batu Malang, yakni tergolong antusias dalam menyambut program pengembangan bawang putih yang dicanangkan Kementan, termasuk program wajib tanam importir. Buktinya, kurun tahun 2017-2018 sudah terdapat empat perusahaan yang melaksanakan wajib tanamnya di Kota Batu dengan realisasi tanam 50 hektar.
“Kami berharap pengembangan bawang putih di Kota Batu terus diperluas dan bisa disinergikan dengan agrowisata lain menjadi satu Kawasan Agropolitan terpadu namun tetap berwawasan lingkungan . Ini sangat menarik,” bebernya.
Kepala Dinas Pertanian Kota Batu, Sugeng Pramono, menyebut komoditas hortikultura seperti buah-buahan, sayuran dan tanaman hias mendominasi pertanian di wilayahnya. Menurutnya, jenis sayuran yang paling banyak ditanam petani adalah kentang, wortel, sawi putih, paprika, bawang merah dan bawang putih serta sayuran daun lainnya.
Selain hortikultura, sambungnya, Kota Batu juga maju di sektor peternakan khususnya produksi susu segar. Ada tiga kecamatan sentra utama pertanian yaitu Batu, Junrejo dan Bumi Aji. Setidaknya ada 6.000 hektar tanah jenis Andosol dan 3.000 hektar tanah Kambisol wilayah kami, yang sangat cocok untuk pengembangan bawang putih.
“Petani semakin antusias tanam bawang putih.Kami berharap ini bisa makin melengkapi kawasan Agropolitan Kota Batu,” sebut Sugeng.
Kepala Sub Direktorat Bawang Merah dan Sayuran Umbi Direktorat Jenderal Hortikultura, Kementan, Muh Agung Sunusi, mengatakan pemerintah pusat sangat mengapresiasi upaya Pemerintah Kota Batu membangkitkan kembali bawang putih. Sebagai wujud komitmen dukungan pemerintah pusat, Kementan mengalokasikan dana APBN untuk 50 hektar tanam bawang putih.
“Dana tersebut sifatnya stimulan dan bisa digunakan petani untuk membeli benih, pupuk organik dan an organik, mulsa, kapur dolomit dan bahan pengendali OPT ramah lingkungan. Kami dorong terus para importir wajib tanam untuk merealisasi tanamnya disini,” kata Agung
Umar Sajidin, Anggota Kelompoktani Kebun Jeruk Sukses, mengaku sejak tahun 2017 lalu telah menanam bawang putih di areal 30 Hektar di Desa Sumber Brantas pada ketinggian 1.200 meter dpl. Rata- rata produksinya bisa mencapai 15 ton per hektar dengan varietas lumbuh hijau.
“Nenek kami selalu ngomong, kalau simpan bawang putih sama artinya menyimpan emas putih,” kata Umar.
“Teman-teman petani anggota kelompok kami sangat senang dengan adanya program kerjasama importir ini. Kami berharap hasil panennya juga bisa diserap,” pintanya.
Perwakilan PT Bawang Mas 99, Thio Herry, mengaku senang bisa berpartisipasi dalam mensukseskan program swasembada bawang putih nasional. Total bawang putih yang ditanam 40 hektar dengan menggunakan pola bagi hasil 80 : 20.
“Kami berikan bantuan benih bawang putih 500 kilogram per hektardan biaya sarana produksi sebesar Rp. 15 juta per hektar. Harapan kami bisa lanjut terus, petani senang dan makin fokus dalam berbudidaya bawang putih,” sebutnya.