MONITOR, Tasikmalaya – Pemerintah kembali melakukan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang totalnya mencapai Rp. 34,3 Milyar untuk 632 debitur di Tasikmalaya pada acara Penyaluran KUR Ketahanan Pangan dan Aksi Ekonomi untuk Rakyat, Rabu (27/2), di Pondok Pesantren Miftahul Huda Desa Kalimanggis Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang hadir pada acara tersebut mengungkapkan, dalam upaya meningkatkan akses pembiayaan untuk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), pemerintah mendorong sinergi pondok pesantren dengan program pembiayaan kredit usaha yang diyakini dapat memperkuat perekonomian Indonesia.
Menurutnya, ponpes memiliki potensi besar dan strategis sebagai pusat pengembangan ekonomi umat agar semakin mandiri. Pada kesempatan tersebut, Jokowi juga melakukan temu wicara dan silaturahmi dengan beberapa petani dan peternak, serta santri millenial.
Ini adalah bukti bahwa Pemerintah hadir untuk membantu rakyat agar dapat menjalankan usaha sendiri, sehingga kaum muda pedesaan tidak perlu mengandalkan lapangan kerja dari pabrik atau mencari pekerjaan ke kota. KUR diharapkan dapat menggerakkan perekonomian di pedesaan yang dikelola oleh rakyat, karena masyarakat dapat berwirausaha, sekaligus menciptakan lapangan kerja dan membangun desa
“KUR telah menjadi perhatian saya bahkan diawal 2018, bunga KUR diturunkan hingga 7% dimana pada tahun 2017 sebanyak 9%,” ungkap Jokowi.
Terkait pembiayaan, pemerintah juga telah membuat program Bank wakaf mikro yang didirikan untuk pondok-pondok pesantren. “Maksimal pembiayaan 8 milyar dan sudah berjalan 2 tuhun ini,” ungkap Jokowi.
“Balai Latihan Kerja (BLK) komunitas di pondok pesantren akan diberikan ketrampilan, seperti bertani, beternak, menjahit, teknologi informatika dan lain-lain,” tambahnya.
Saat penyerahan KUR, Jokowi berpesan kepada petani dan peternak agar dapat memanfaatkan KUR tersebut secara optimal. “Kepada peternak, semoga KUR dapat dimanfaatkan dengan baik, sehingga meningkat ekonominya,” imbuhnya berharap.
Pada kesempatan tersebut, Menteri Koordinator Perekonomian Indonesia Darmin Nasution menjelaskan KUR peternakan rakyat merupakan perluasan jenis KUR yang dulu hanya dapat diakses oleh pedagang, namun saat ini dapat diakses oleh petani dan peternak.
“Ini menunjukkan keberpihakan Pemerintah kepada rakyat terutama UMKM,” ungkapnya.
Kemenko Perekonomian akan terus mendorong sektor pertanian, peternakan, dan industri kecil agar dapat terus berproduksi. “Saya telah meminta semua bank penyalur KUR untuk mempermudah penyaluran kepada masyarakat,” ucapnya.
Tercatat, sejak 2015 hingga 2018, tercatat KUR Peternakan sudah dinikmati oleh 687,897 debitur dengan total plafon sebesar Rp14,4 triliun. Untuk tahun 2019 pemerintah telah menargetkan 25,3 Triliun untuk 1,1 juta petani dan peternak (19,7 Triliun untuk 905 ribu petani dan 5,6 Triliun untuk 240 ribu peternak).
“Jika ini dapat disinergikan dengan e-comerce, maka hasilnya akan lebih optimal hasilnya,” ungkap Menko Perekonomian. Termasuk menurutnya yang tidak kalah penting dalam pengembangan usaha petani adalah perlu adanya penetapan srandard dan penentuan grade, sehingga harganya akan lebih tinggi dan mempunyai nilai tambah.
“Untuk itu petani harusnya berkelompok dan melakukan kerjasama, jangan sendiri-sendiri,” tandasnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan I Ketut Diarmita yang hadir mewakili Menteri Pertanian menyampaikan, KUR Peternakan Rakyat merupakan bagian KUR Khusus yang diberikan kepada kelompok yang dikelola secara bersama dalam bentuk klaster, dengan menggunakan mitra usaha baik penjamin pasar (off taker) maupun penjamin kredit (avalis), terutama untuk peternakan sapi dan ternak perah. Sedangkan KUR peternakan dapat dimanfaatkan untuk untuk komoditas peternakan rakyat baik pembibitan dan budidaya unggas, sapi, domba dan kambing, ternak perah, babi, serta integrasi pertanian/perkebunan dengan peternakan.
I Ketut menyebutkan, realisasi KUR sub sektor peternakan lebih tinggi dibandingkan Realisasi KUR Sektor Perikanan dan Sektor Konstruksi, dimana pada tahun 2018 sebesar 5,06 Triliun Rupiah dengan jumlah debitur sebanyak 222.264.
Hadir juga pada kesempatan tersebut beberapa Kementerian/Lembaga, Pemda Provinsi Jawa Barat, Pemda Kabupaten Tasikmalaya, Perbankan dan Asosiasi terkait, serta masyarakat (petani/peternak).
Dalam acara ini terdapat 3 peternak yang menerima bantuan KUR, yaitu: Dian Wiraadiguna peternak ayam petelur dari Kabupaten Tasikmalaya memperoleh KUR sebanyak 500 juta, Nani Sumarni peternak ayam petelur Kabupsten Tasikmalaya sebesar 15 juta dan Supriyanto peternak domba Kabupaten Cismis sebanyak 50 juta.