MEGAPOLITAN

Dinilai merusak Marwah, Hafidz Kampus PTIQ desak Ketua MUI DKI dicopot

MONITOR, Jakarta – Acara munajat 212 yang digelar tadi malam disayangkan banyak pihak. Pasalnya, acara doa bersama tersebut lebih banyak menyelipkan pesan kampanye politik dari pada hikmah ibadah dan pesan-pesan keagamaan.

Hal ini juga menarik perhatian Hafidz Kampus Alquran PTIQ Jakarta angkat suara. Saefuddin sebagai jubir menyampaikan kegeramannya. “Hal ini sangat miris, karena cara-cara menjadikan agama sebagai alat politik adalah menempatkan agama di bawah politik,” terangnya.

Saefuddin menambahkan, sungguh disayangkan lagi, acara tersebut diselenggarakan oleh MUI DKI Jakarta. MUI, lanjutnya, harusnya menjadi pengayom dan pembimbing umat. Bukan alat politik salah satu pasangan capres.

“Ini menunjukkan ketua MUI Jakarta tidak paham kelembagaan yang dipimpinnya. Lebih baik dia dicopot untuk menjaga warwah lembaga MUI,” tegasnya lagi.

Seperti diketahui munajat 212 yang dilaksanakan di Monas, digelar oleh MUI DKI Jakarta dan Lembaga Dahwah FPI. Dalam acara tersebut hadir banyak tokoh dari salah satu pasangan capres-cawapres.

Banyak pihak juga menilai acara Munajat 212 bukan lah murni acara keagamaan, melainkan acara politik yang dibungkus dengan agama, menggunakan label MUI.

Saefuddin tegas menyampaikan persoalan ini juga harus diusut tuntas oleh Bawaslu. “Copot ketua MUI DKI Jakarta dan Bawaslu harus usut persoalan ini sampai tuntas,” tukasnya.

Sebelumnya, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat menyayangkan sikap MUI DKI Jakarta yang dianggapi tidak mampu mengendalikan kegiatan Malam Munajat 212 seperti tujuan semula, yakni berdoa, berzikir, dan bermunajat pada Allah SWT. MUI menilai kegiatan Munajat 212 sudah menjurus ke politik praktis.

“Kami sangat menyayangkan atas sikap MUI Provinsi DKI sebagai salah satu pemrakarsa acara Munajat 212 yang tidak mampu mengendalikan kegiatan tersebut agar tetap berada pada arah dan tujuan semula, yaitu untuk kegiatan berdoa, berzikir dan bermunajat kepada Allah SWT, untuk memohon keselamatan bangsa dan negara. Bukan untuk tujuan lain yang menjurus ke arah politik praktis dengan melibatkan diri aksi dukung mendukung salah satu paslon capres tertentu,” kata Waketum MUI Zainut Tauhid Sa’adi dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, 23 Februari 2019.

Lebih lanjut Zainut Tauhid Sa’adi pun mengimbau jangan sampai MUI terseret dalam kegiatan politik praktis. MUI diminta tetap memposisikan sebagai institusi yang netral dan independen.

Recent Posts

ESG Berkelanjutan, Pertamina Manfaatkan Limbah Pakaian Seragam Bekas Jadi Baju Daur Ulang

MONITOR, Jakarta – Mendukung penuh keberlanjutan, PT Pertamina (Persero) ajak seluruh Perwira (Pekerja Pertamina) dalam program…

3 jam yang lalu

Kementan Gerakan Pengendalian Hama Penggerek Batang Padi di Karawang

MONITOR, Karawang - Kementerian Pertanian RI melalui Direktorat Jenderal Tanaman Pangan terus bergerak bersama BBPOPT,…

3 jam yang lalu

DPR: Miris Pengguna Judi Online di Indonesia Jadi Tertinggi di Dunia

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi III DPR RI, Hinca Pandjaitan menanggapi maraknya praktik judi online…

11 jam yang lalu

Siswa MAN 2 Banyumas Raih Medali Emas 3rd Indonesian Internasional Invention Expo 2024

MONITOR, Jakarta - Tim riset Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Banyumas meraih medali Emas 3rd…

13 jam yang lalu

Hardiknas 2024, Maxim Laksanakan Serangkaian Kegiatan Edukasi di Berbagai Sekolah di Indonesia

MONITOR, Jakarta - Dalam memperingati Hari Pendidikan Nasional di tanggal 2 Mei 2024, aplikator penyedia…

14 jam yang lalu

DPR Apresiasi Praktik Moderasi Beragama di Bali

MONITOR, Jakarta - Ketua Komisi VIII DPR, Ashabul Kahfi bersama sejumlah anggota hari ini melakukan…

16 jam yang lalu