MONITOR, Yogyakarta – Kementerian Perindustrian terus mengajak perguruan tinggi agar semakin aktif dalam melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan khususnya di bidang industri. Upaya ini bertujuan untuk menghasilkan berbagai inovasi yang dapat dimanfaatkan di era industri 4.0 guna mendongkrak daya saing Indonesia.
“Kami menyambut baik adanya laboratorium artificial intelligence di Universitas Gadjah Mada (UGM), sebagai salah satu langkah strategis dalam menyiapkan kompetensi sumber daya manusia (SDM) sesuai kebutuhan di era industri 4.0,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto pada peresmian laboratorium tersebut di Fakultas Teknik (FT) UGM Yogyakarta, Jumat (22/2).
Menperin menyampaikan, upaya yang sudah dilakukan FT UGM perlu dioptimalkan, teruama riset-riset yang terkait dengan teknologi revolusi industri 4.0. Dalam hal ini, pemerintah akan senantiasa mendorong berbagai inovasi-inovasi unggulan.
“Tetapi kami minta skalanya diperbesar. Dukungan pemerintah yang akan diberikan adalah dengan pemberian insentif fiskal. Jadi, ini jika bergabung dengan industri, skillnya bisa dinaikkan,” ujarnya.
Menperin pun memberikan apresiasi kepada UGM dan PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) yang telah menjalin kolaborasi. TMMIN menghibahkan satu unit Lean Manufacturing dan Lean Production System kepada Departemen Teknik Industri, FT UGM. Alat proses produksi yang ringkas dan hemat tersebut, diharapkan dapat menyimulasikan pekerjaan yang sama seperti laiknya di pabrik dengan hasil yang sangat baik.
“Upaya itu sesuai dengan program yang diprioritaskan oleh Bapak Presiden Joko Widodo, tentang fokus pembangunan SDM yang berkualitas di tahun 2019. Program ini akan dilakukan melalui berbagai pendidikan dan pelatihan vokasi secara lebih masif,” ungkapnya.
Airlangga menjelaskan, peningkatan kompetensi SDM menjadi salah satu kunci untuk mendongkrak produktivitas dan daya saing industri nasional. “Dalam penyiapan menghadapi perkembangan era industri 4.0, yaitu perlu penguatan pendidikan vokasi industri dengan sistem ganda, yakni 30 persen belajar di kelas dan 70 persen pembelajaran di industri,” terangnya.