PERTANIAN

Kementan Fasilitasi Petani Jagung Alat Pertanian hingga Benih

MONITOR, Sragen – Dirjen Tanaman Pangan Kementan, Sumarjo Gatot Irianto, pagi ini menghadiri kegiatan panen jagung di Desa Dawung, Kecamatan Jenar, Kabupaten Sragen. Luas yang dipanen sekitar 250 ha dari luas hamparan 1.800 ha. Hasil panen kali ini cukup bagus sekitar 7 ton/ha.

Kegiatan panen ini sebagai wujud hasil semangat petani yang tinggi untuk tetap memaksimalkan penanaman jagung. Pada kesempatan itu, hadir juga wakil Bupati Sragen, Kadistan Sragen, Dandim dan beberapa jajaran terkait.

Eka Rini Mumpuni selaku Kadistan Sragen berharap, pada masa panen jagung ini tidak ada perbedaan harga yang signifikan sebelum dan sesudah panen raya. Mengingat biasanya harga jagung turun saat panen raya. “Harga jagung saat ini mulai turun dari Rp 5.000/kg menjadi Rp. 4.000/kg,” ujarnya.

Sementara itu, Gatot Irianto mengapresiasi hasil kerja petani jagung di Sragen. Agar petani semakin bersemangat, kata Gatot, pemerintah akan memberi bantuan benih jagung, dryer uv serta corn sheller.

“Tapi perlu diingat, setelah benih didrop ke petani kami minta petani berkomitmen segera tanam,” terang Gatot kepada petani.

Panen raya jagung di Kabupaten Sragen Jawa Tengah

Ia menambahkan, pertanaman jagung harus terus digalakkan, sebab sangat menguntungkan. “Apalagi Bapak Menteri Pertanian ingin kita bisa ekspor 500.000 ton di tahun ini,” ujarnya.

Pada kesempatan itu, ia pun menyayangkan berita bahwa peternak jagung mengeluh harga mahal karena tidak ada stok. “Kenyataannya kita lihat disini hamparan jagung luas sekali dan siap panen semua. Di Kabupaten lainnya pun begitu, semua sedang panen saat ini,” tutur Gatot.

Mengantisipasi jatuhnya harga saat panen raya, ada beberapa hal yang diupayakan pemerintah. Kementan meminta Bisi menyerap jagung petani disini dengan harga Rp 4.050/kg. Jika dihitung-hitung, keuntungannya cukup lumayan Rp 50/kg.

“Kami juga memberikan bantuan dryer. Pemerintah daerah tinggal siapkan gudangnya saja. Dengan adanya gudang bisa menyimpan hasil panen sampai 2 bulan. Kita jual setelah panen raya pasti harga sudah tinggi lagi. Selain itu buatlah pabrik pakan ternak mini, bisa juga dibuat olahan. Jadi, beberapa alternatif ini bisa kita lakukan sebagai langkah antisipatif pada saat harga jatuh karena panen raya,” pungkas Gatot.

 

 

Recent Posts

Pelatih Indra Sjafri Panggil 37 Pemain untuk Ikuti TC Tim U-20 di Jakarta

MONITOR, Jakarta - Tim U-20 Indonesia kembali menjalani pemusatan latihan (TC) di Jakarta mulai Minggu…

20 menit yang lalu

Menag Lantik Rektor IAIN Takengon dan IAIN Sorong

MONITOR, Jakarta - Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas hari ini, Senin (29/04/2024)melantik Rektor Institut Agama…

2 jam yang lalu

Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan Kementerian LHK 2024

MONITOR, Jakarta – Pertamina Group berhasil memboyong 8 penghargaan pada ajang Festival Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan…

3 jam yang lalu

KORNAS PJN Gelar Doa Bersama Pasca Penetapan Prabowo-Gibran oleh KPU

MONITOR, Pemalang - Koordinator Nasional Pergerakan Jiwa Nusantara (KORNAS PJN) menggelar acara doa bersama dan…

4 jam yang lalu

Wacana Kenaikan Tarif KRL Ancam Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat Berpenghasilan Rendah

MONITOR, Jakarta - Wacana kenaikan tarif Commuter Line oleh PT Kereta Api Indonesia (KAI) akan menempatkan masyarakat Jabodetabek pada tantangan…

4 jam yang lalu

Kemenpora Dukung Gelar Nobar Timnas Indonesia U-23, Tapi Tidak Boleh Dikomersilkan

MONITOR, Jakarta - Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI) merespons soal isu pelarangan…

5 jam yang lalu