JATENG-YOGYAKARTA

Petani Salak Organik Sleman menjemput Ekspor

MONITOR, Sleman – Penduduk Desa Ngelosari, Pakem, Kabupaten Sleman, Provinsi DI Yogyakarta terkenal dengan slogan “Perilaku Hidup Bersih dan Sehat”. Hal tersebut diterapkan dalam kehidupan sehari-hari disertai pola makan sehat. Salah satu bentuk penerapan dalam budidaya salak adalah dengan meminimalisir bahkan tidak menggunakan bahan kimia khususnya pestisida.

Penduduk di Desa Ngelosari sudah melakukan usaha tani salak pondoh sebagai pengganti tanaman padi sejak 1995. Lahan 6 hektare salak milik Kelompok Tani Mekar Lestari sudah menerapkan sistem pertanian organik.

Secara bertahap petani mengurangi penggunaan pupuk kimia dengan pupuk buatan petani atau pupuk kandang. Sebanyak 90 % petani tidak lagi menggunakan pupuk urea. Pada Desember 2018 lalu Lembaga Sertifikasi Organik dari Sucofindo melakukan inspeksi ke kelompok tani ini untuk mendapatkan sertifikat organik.

Kementerian Pertanian melalui Balai Proteksi Tanaman Pertanian Propinsi DIY memfasilitasi kelompok tani tersebut dengan mengalokasikan kegiatan Desa Pertanian Organik Hortikultura pada 2018 dan 2019.

Melalui kegiatan ini, kelompok tani dibina dan dikawal menuju sertifikasi organik. Paketnya terdiri dari bantuan benih dan bahan pengendali ramah lingkungan. Pada 2018 terdapat 24 provinsi penerima program Desa Pertanian Organik Hortikultura. Sementara 2019 program bantuan diberikan kepada 23 provinsi.

Sejumlah 21 anggota Kelompok Tani Mekar Lestari sangat bersemangat dengan penerapan sistem budidaya organik. Yulianto, ketua kelompok menyatakan banyak berbudidaya organik jauh lebih menguntungkan.

Diantara keuntungannya, biaya produksi lebih rendah, produk yang dihasilkan aman konsumsi serta lingkungan dapat terjaga. Hal paling utama menguntungkan yaitu persaingan harga serta potensi ekspor.

“Pada kondisi sekarang dengan buah salak yang melimpah, harga salak di tingkat petani Rp 3 – 4 ribu per kg, tetapi salak dari kelompok kami dapat terjual dengan harga Rp 7.500 per kilogram. Bahkan salak sudah diekspor ke Kamboja sejak 5 tahun terakhir,” lanjut Yulianto.

Di samping produk buah salak segar, produk olahan buah salak seperti geplak, kripik dan kopi dari biji salak juga telah berkembang. Produk olahan tersebut dilakukan oleh Kelompok Wanita Tani.

Slamet Riyadi dan Rita Warduna, staf Direktorat Perlindungan Hortikultura saat berkunjung menyarankan program Desa Pertanian Organik berakhir yang berakhir 2019 terus dijalankan.

“Diharapkan Kelompok Tani Mekar Lestari tetap komitmen dengan pertanian organik walaupun secara mandiri tidak dengan bantuan pemerintah,” jelas Rita.

Pada kesempatan terpisah, Direktur Perlindungan Hortikultura, Sri Wijayanti Yusuf menyarankan bahwa Kementan terus mengajak petani untuk memproduksi hortikultura yang aman konsumsi. “Kami terus mengajak petani untuk memproduksi hortikultura yang aman dikonsumsi dan ramah lingkungan, dengan menerapkan budidaya organic. Hal ini sekaligus meningkatkan daya saing produk, bisa dijual dengan harga lebih mahal.” tandasnya.

Recent Posts

Kemenag Terima Lisensi Lembaga Sertifikasi Profesi dari BNSP, Lima Bidang Yaitu?

MONITOR, Jakarta - Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BMBPSDM) Kementerian Agama menerima…

5 jam yang lalu

Apresiasi Penangkapan Tersangka Kasus e-KTP, LSAK: KPK Periode Sekarang Lebih Bertaring

MONITOR, Jakarta - Lembaga Studi Anti Korupsi (LSAK) mengapresiasi keberhasilan KPK dalam menangkap buronan tersangka…

5 jam yang lalu

Pertamina Tegaskan Komitmen Keberlanjutan di Forum Ekonomi Dunia 2025

MONITOR, Jakarta - PT Pertamina Internasional EP (PIEP), bagian dari Pertamina Hulu Energi Subholding Upstream,…

6 jam yang lalu

Kementerian PU Tuntaskan Penataan Kawasan Pusaka Benteng Oranje di Ternate

MONITOR, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum telah menyelesaikan pekerjaan penataan kawasan pusaka Benteng Oranje di…

6 jam yang lalu

Dorong Swasembada Pangan, Pertamina Fasilitasi Rumah Potong Unggas Raih Sertifikasi Halal

MONITOR, Jakarta - PT Pertamina (Persero) mendampingi dan fasilitasi mitra binaan Usaha Mikro, Kecil dan…

12 jam yang lalu

Pertamina Geothermal Energy Jadi Satu-satunya Perusahaan Indonesia yang Masuk Top 50 ESG Global 2025

MONITOR, Jakarta - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) (IDX: PGEO) terus memperkuat posisinya sebagai perusahaan…

14 jam yang lalu