MONITOR, Pandeglang – Tahun 2019 merupakan tahun kedua pengembangan UPSUS Jagung di Kabupaten Pandeglang. Berdasarkan data statistik Pertanian, ada peningkatan produksi Jagung di Kabupaten Pandeglang sebesar 25,74% dari hasil produksi Jagung tahun 2018.
Hal tersebut diakui oleh Bupati Pandeglang Irna Narulita. Ia menjelaskan, di tahun 2017 lalu, petani Pandeglang hanya mampu tanam 48.317 ha dengan produksi 41.418 ton. Sedangkan pada tahun 2018 berhasil menanam seluas 59.503 ha.
Begitu juga pertumbuhan produksi untuk komoditas Tanaman Pangan strategis lainnya, padi sawah peningkatannya mencapai 8,28%, padi gogo peningkatannya mencapai 26,94%, kedelai peningkatan 91,15 %. Sesuai data statistik Pertanian, realisasi tanam jagung Kabupaten Pandeglang dari Januari s.d Desember 2018 adalah 59.503 ha.
Sementara itu realisasi panen jagung, Kabupaten Pandeglang dari Januari-Desember 2018 adalah 45.339 ha. Produksi Jagung Kabupaten Pandeglang tahun 2018 sebesar 55.775 ton dengan provitas rata-rata 3.62 ton/ha.
Irna menjelaskan, panen jagung di Kabupaten Pandeglang hari ini adalah pertanaman sisa tanam pada bulan okt-des 2018 dengan total tanaman adalah 10.302 ha yang tersebar di hampir semua kecamatan, diantaranya panen pada bulan Januari 2019 seluas 2.594 ha; perkiraan panen pada bulan februari seluas 4.334 ha; perkiraan panen pada bulan maret 2019 seluas 2.544 ha, dan perkiraan panen pada bulan April 2019 seluas 830 ha.
Di kampung tapos, desa tapos kecamatan cadasari ini luas yang di panen adalah 13 ha adalah jagung yan di tanam oleh kelompok tani, dari hamparan 35 ha, dengan luas bantuan 60 ha, dan ini adalah tanaman kedua. Total pengembangan jagung di kecamatan cadasari seluas 450 ha.
“Dari pengalaman 2 tahun terakhir ini dalam pengembangan jagung, kita akan fokus pada peningkatan kualitas jagung, dengan penyediaan sarana dryer, corn sheller, sehingga dengan alat ini kita bisa menghasilkan kualitas Jagung pipil kering yang baik. Sehingga harga bisa menguntungkan petani,” terang Irna.
Sejauh ini, kata Irna, pihaknya telah menggandeng PT. Salim Group (Grouf Indofood) yakni PT. Salim Ivomas Pratama tbk, untuk berkomitmen membangun dryer jagung kapasitas 12-18 ton per hari, begitu juga beberapa perusahaan lainnya yang concern membeli jagung petani baik dalam bentuk tongkol kering maupun pipilan basah atau kering.
Sementara itu, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Sumarjo Gatot Irianto, mengapresiasi capaian produksi jagung di Banten. Sebagai wujud apresiasi, pemerintah akan menyiapkan bantuan program tumpangsari dan alat pengering UV. Gatot pun berharap, kualitas produksi jagung akan semakin bagus dan harga bisa stabil tinggi. Ia juga meminta para petani untuk komitmen segera menanam dan memanfaatkan bantuan semaksimal mungkin untuk menjaga pasokan jagung tetap terpenuhi.