MONITOR, Maros – Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto bersama Kapolri, Jend (Pol) Tito Karnavian kembali menggelar silatutahmi kebangsaan bersama para ulama. Diinisiasi oleh Majelis Dzikir Hubbul Wathon (MDHW), Silaturahmi kali ini dilaksanakan bersama ulama se Sulawesi Selatan di Maros, Selasa (12/2/2019).
Silaturahmi kebangsaan yang mengangkat tema “Sinergitas Seluruh Elemen Bangsa dalam Bernegara” itu juga dihadiri tokoh Sulsel sekaligus tuan rumah, AGH Sanusi Baco, Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah, Ketua Umum MDHW Mustofa Aqil Siradj, Sekjen MDHW, Hery Haryanto Azumi, Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri, Kadiv Propam Mabes Polri, Asisten Operasi Panglima TNI, Pangdam XIV Hasanuddin, Kapolda Sulsel, dan 50 kyai se sulsel dan 1000 santri pesantren.
AGH Sanusi Baco selaku tuan rumah mengaku merasa terhormat dikunjungi Panglima TNI dan Kapolri bersama Menaker dalam waktu bersamaan. Kunjungan tersebut menurutnya menujukan soliditas dan kondusifitas keamanan menjelang pemilu.
“Selaku tuan rumah, merasa sangat terhormat dikunjungi Panglima TNI dan Kapolri beserta segenap jajarannya, Menaker dan lain-lain. Ini menunjukan soliditas dan kondusifitas situasi keamanan nasional menjelang pemilu,” ujarnya.
“Kamu tidak bisa membeli rakyat dengan uangmu, tapi kamu bisa mwndapatkannya dengan hati dan karya-karyamu,” tambahnya.
Dalam sambutannya, Panglima TNI menyampaikan rasa kagumnya pada pesantren sebagai samudera ilmu, Panglima yang dekat dengan ulama itu berharap pesantren di Indonesia tapat terus berkembang sesuai kebutuhan zaman.
“Pesantren adalah samudera ilmu para santri. Untuk itu Pesantren harus mengembangkan diri sesuai dengan kebutuhan jaman,” ujar Panglima TNI.
“Saya yakin pesantren akan memberikan kontribusi yang lebih besar lagi di masa2 mendatang,” tegasnya.
Diakui Panglima TNI, Pesantren memiliki keunggulan dibanding lembaga pendidikan lain karena disamping peserta didik mendapatkan pengetahuan juga mendapatkan pembakalan karakter dengan akhlaq yang mulia.
Ditempat yang sama, Sekjen MDHW Hery Haryanto Azumi mengatakan jika silaturahmi kebangsaan tersebut rutin dilakukan Panglima TNI dan Kapolri dengan para ulama dimana kegiatan tersebut disambut positif masyarakat.
“Kegiatan silaturrahim ini mendapatkan sambutan baik dari publik karena bisa memberikan pesan-pesan positif yang dapat menimbulkan sikap optimis dalam menyikapi berbagai hoax yang melanda masyarakat,” kata tokoh muda NU tersebut.
Heri menegaskan jika rasa cemas, khawatir dan ketakutan yg ditimbulkan oleh hoax dan ujaran kebencian akan pupus oleh intensitas komunikasi dan budaya tabayyun antar berbagai elemen masyarakat. Untuk itu, MDHW lanjut mantan ketua umum PB PMII itu akan terus memfasilitasi dialog dan forum komunikasi sejenis secara konsisten dan kontinyu.
“MDHW akan terus memfasilitasi dialog dan komunikasi sejenis agar Indonesia mampu menentukan sendiri prioritas yang harus diambil untuk kemajuan bangsa tanpa pengaruh hoax dan ujaran kebencian,” tandasnya.