MONITOR, Bandar Lampung – Bekerja diluar Negeri masih menjadi pilihan kebanyakan masyarakat Indonesia, tak terkecuali Provinsi Lampung. Data yang dirilis oleh Badan Nasional Penanggulangan dan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) menempatkan Provinsi Lampung sebagai provinsi ke 5 tertinggi penyumbang Tenaga Kerja Indonesia (TKI).
BNP2TKI menempatkan Provinsi Lampung diurutan ke 5 setelah Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara Barat. Selain itu, pihaknya menyebutkan setidaknya ada 15.806 TKI asal Provinsi Lampung yang tersebar di sejumlah negara seperti Brunei Darussalam, Kuwait, Malaysia, dan sejumlah negara Timur Tengah. Pihaknya juga menyebutkan kebanyakan TKI berprofesi sebagai buruh kasar. Ketua BNP2TKI, Nusron Wahid menjelaskan 79% TKI kita berprofesi sebagai buruh kasar seperti asisten rumah tangga, sopir, mengurus ternak.
Menanggapi hal tersebut, Rahmat Mirzani Djausal Calon Anggota DPRD Provinsi Lampung bertekad untuk mendorong pengembangan sumber daya manusia di Provinsi Lampung sehingga masyarakat memiliki keterampilan atau skill yang dapat menjamin mereka mendapat pekerjaan. “Menjadi tuan di rumah sendiri adalah impian kita semua. Kita mau agar rakyat bisa bekerja dan sejahtera di negerinya sendiri. Rakyat Lampung bisa kerja dan sejahtera di Lampung. Tidak perlu lagi mengekspor TKI kecuali yang profesional dan berbasis skill,” ujarnya kepada wartawan di Bandar Lampung, Rabu (2/1/2019).
Kiyai Mirza, demikiana ia biasa disapa, menyatakan tekad untuk secara maksimal mendorong tumbuhnya pusat-pusat pendidikan keterampilan, cara berbisnis dan pengembangan wawasan ekonomi kreatif. “Sedih juga kalau kita ini masuk rangking yang banyak mengirim TKI ke luar. Ini konsen saya ke depan, kita harus ciptakan lapangan kerja di daerah kita,” pungkasnya.
Sementara itu Surahman, salah satu mantan TKI di Arab Saudi asal Kota Bandar Lampung menuturkan, dirinya terpaksa menjadi buruh kasar sebagai pengurus ternak karena kebutuhan pokok yang kian meningkat sedangkan lapangan pekerjaan di Kota Bandar Lampung tidak banyak. “Saya terpaksa menjadi TKI, kalau saja ada lapangan pekerjaan baru di Bandar Lampung mending kerja di sini” ungkapnya (2/1/2018).
Surahman mendukung langkah Mirza untuk untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia Lampung agar mampu bersaing didalam maupun luar negeri.