MONITOR, Jakarta – Presiden Jokowi menegaskan, setiap anak muda memiliki peran untuk mencegah isu hoaks. Pesan ini pun disampaikannya kepada kader-kader NU khususnya Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU).
“Jangan sampai pelajar-pelajar NU malah terjebak menjadi ahli hoaks,” tutur Jokowi memberikan wejangan.
Pelajar-pelajar NU, lanjut Presiden, harus menjadi ahli-ahli robotik, mengerti masalah yang berkaitan dengan artificial intelligence, mengerti dengan hal-hal yang berkaitan dengan internet of thing.
Selain itu, paham dengan hal-hal yang berkaitan dengan blokchain dan cryptocurrency, virtual reality karena memang kita harus merespon secara cepat perubahan-perubahan global yang terjadi sekarang ini.
Menurut Jokowi, dibutuhkan sebuah moralitas dengan standar yang tinggi dalam menghadapi dunia yang bergerak begitu dinamis.
Sebagai contoh, mengenai banyaknya isu di media-media sosial yang menyebut dirinya simpatisan Partai Komunis Indonesia (PKI). Padahal, PKI itu dibubarkan tahun 1965-1966, sementara dirinya lahir tahun 1961.
Presiden menjelaskan, di era keterbukaan seperti ini apa ada yang bisa di tutup-tutupi. Gampang sekali. Semua organisasi, ormas Islam ada di Solo. Tidak ada yang bisa ditutup-tutupi tetapi kejadiannya adalah di media sosial ini betul-betul gambar yang mengandung ujaran kebencian sangat banyaknya.
“Coba lihat di gambar. Ini kampanye tahun 1955. Ketua PKI itu namanya DN Aidit saat itu pidato, lha kok saya ada di bawahnya, di bawah panggung dia. Banyak gambarnya bukan satu ini. Ini yang sering saya berikan contoh saja. Coba, saya lihat-lihat di HP saya kok ya persis wajah saya,” jelas mantan Gubernur DKI Jakarta ini.