Insiden longsor Jalan raya gubeng di Surabaya (dok: Tempo)
MONITOR, Jakarta – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau agar masyarakat tidak panik dan resah atas insiden tanah longsor di Jalan Raya Gubeng Kota Surabaya, Selasa (18/12). Kejadian itu seketika viral di media massa dan media sosial.
Pusat Kepala Pusat Informasi Gempa Bumi dan tsunami, Rahmat Triyono, mengutarakan tanah longsor yang terjadi dengan kedalaman 30 meter dan lebar 8 meter ini merupakan murni peristiwa amblesan tanah dan bukan likuifaksi yang banyak dikabarkan.
“Karena tidak ada fenomena mencairnya material tanah di lokasi kejadian,” ujar Rahmat.
Berdasarkan hasil analisis gelombang seismik (kegempaan) yang tercatat, sambung Rahmat, diketahui bahwa peristiwa amblesan ini bukan akibat oleh gempa bumi.
Catatan Kegempaan, menurutnya tidak menunjukkan adanya mekanisme penyesaran batuan dan sensor kegempaan yang mencatat hanya satu sensor di lokasi terdekat amblesan tanah sehingga merupakan aktivitas lokal.
Lebih lanjut, Rahmat Triyono menyampaikan berdasarkan pengamatan pada sensor kegempaan BMKG terdekat yaitu sensor PJI (Prigen Pasuruan Jawa Indonesia) peristiwa ini ternyata sudah tercatat 2 kali.
“Dengan catatan amblesan pertama tercatat pada pukul 21.41.27 WIB dan amblesan kedua pada pukul 22.30.00 WIB,” terangnya.
MONITOR, Jakarta - Menteri Agama Nasaruddin Umar menekankan bahwa pemilihan guru ibadah yang tepat sangat…
MONITOR, Jakarta - Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Kemenimipas) terus menunjukkan komitmennya dalam mendorong transparansi publik…
MONITOR, Jakarta - Pesantren Award 2025 segera memasuki tahap seleksi. Ada ratusan tokoh yang diusulkan…
MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi VIII DPR RI, Selly Andriany Gantina, menyoroti kondisi pendidikan di…
MONITOR, Jakarta - Ada satu hal yang kerap terulang dalam sejarah politik Indonesia yaitu regulasi…
MONITOR, Jakarta - Menteri Agama Nasaruddin Umar meresmikan Masjid Raya Al Bakrie di Bandar Lampung,…