MONITOR, Palembang – Angka kemiskinan di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) merujuk pada data Badan Pusat Statistik (BPS) per Maret 2018 salah satu yang terendah se-Indonesia 13,19 persen atau lebih tinggi dari rata-rata nasional di angka 10,64 persen. Tingkat kemiskinan tertinggi disumbang daerah perdesaan dan yang tertinggi di daearah Musi Rawas Utara, Lahat, Musi Banyuasin.
Terdapat beragam faktor yang mengakibtkan tingginya angka kemiskinan di Sumsel diantaranya rendahnya tingkat pendidikan, akses distribusi pangan, dan kesempatan kerja yang minim. Meskipun secara nasional tingkat kemiskinan di Sumsel termaksud yang terendah se-Indonesia, secara perkembangan pengentasan kemiskinan mengalami laju positif, bahkan menjadi pencapaian terbaik sejak tahun 2011.
Angka kemiskinan di Sumsel berdasarkan data BPS sebesar 0,61 persen dibandingkan tahun sebelumnya, walaupun belum signifikan pengentasan kemiskinan berjalan di track yang benar. Kemajuan ini didorong oleh beragam faktor mulai dari meningkatnya akses pendidikan, dan pembangunan infrastruktur yang mulai bisa beroperasi memudahkan distribusi bahan pangan ke daerah-daerah pelosok Sumsel.
Perkembangan pembangunan ekonomi ini juga dirasakan langsung oleh masyarakat Sumsel, Agus Cik salah seorang tukang becak di Sumsel pada acara silaturahim komunitas tukang becak Sumsel mengangap program-program pemerintah mampu mengurangi tingkat kemiskinan terutama karena terbukanya akses pendidikan bagi semua orang.
“Prestasi pemerintahan Jokowi sangat terasa bagi kami masyarakat bawah, terutama program Kartu Indonesia Pintar (KIP), ini sangat membantu anak-anak kita untuk bersekolah harapannya program ini dapat terus dilanjutkan agar nasib anak saya tidak sama seperti bapaknya,” ujar Agus Cik pada wartawan di Palembang, Senin (3/12/2018).
Disisi lain para ibu rumah tangga juga merasakan hal yang sama, Ibu Sopiah di acara yang sama juga merasa terdapat kemajuan selama kepemimpinan Presiden Jokowi. “Pak Jokowi itu sederhana dan tulus ingin memajukan Indonesia, ini terlihat dari harga-harga kebutuhan pokok yang terjangkau berbeda dengan apa yang hari ini ramai diberitakan Pak Sandi,” pungkasnya.