KEAGAMAAN

Rangkul Anak Muda, Kemenag Kampanye Gerakan Pencegahan Kawin Anak

MONITOR, Jakarta – Ditjen Bimas Islam Kementerian Agama mengkampanyekan gerakan Pendewasaan Usia Perkawinan. Kampanye gerakan ini disuarakan dalam Seminar Sehari dengan Tema “Pendewasaan Usia Perkawinan”.

Kegiatan yang berlangsung di Auditorium HM Rasjidi gedung Kementerian Agama ini diikuti 300 peserta, perwakilan Ormas Kepemudaan seperti PMII, HMI, Kohati, Fatayat, IMM, IPNU, IPPNU, BEM Perguruan Tinggi dan Remaja Masjid se-Jabodetabek, dan Media Islam Online. Tampak hadir, Penasihat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian Agama Trisna Willy Lukman beserta Ketua DWP dan jajarannya.

Dirjen Bimas Islam, Muhammadiyah Amin, menyampaikan bahwa kegiatan pengarusutamaan gender ini dilakukan rutin setiap tahun. Tema Pendewasaan Usia Perkawinan kali ini diangkat karena menjadi isu yang sangat penting dalam rangka menekan naiknya angka perkawinan anak di Indonesia. Faktanya perkawinan anak banyak madaratnya, seperti rapuhnya lembaga perkawinan, tingginya kematian bayi, menambah kemiskinan, dan lain-lain.

“Sosialisasi pendewasaan usia perkawinan merupakan salah satu upaya pemerintah untuk menekan tingginya angka perkawinan anak di Indonesia. Karena perkawinan anak banyak madharatnya, sehingga perlu dicegah bersama,” katanya di Jakarta, Kamis (29/11)

Lebih lanjut, Amin mengatakan bahwa Ditjen Bimas Islam melalui aparatur KUA Kecamatan terus berperan aktif mencegah terjadinya perkawinan anak sesuai amanat UU Perkawinan. Bagi calon pengantin yang mengajukan persyaratan perkawinan namun belum memenuhi batas minimal usia yang dibolehkan, pasti ditolak, kecuali ada izin dari pengadilan.

“Kami Ditjen Bimas Islam melalui aparatur KUA telah melakukan pencegahan perkawinan anak dengan persyaratan yang ketat sesuai dengan regulasi. Jika ada calon pengantin yang usianya di bawah batas yang dibolehkan pasti ditolak, kecuali ada ijin dari pengadilan,” imbuh mantan rektor IAIN Gorontalo ini.

Ditjen Bimas Islam juga melaksanakan program prioritas nasional dalam bentuk Bimbingan Perkawinan yang diselenggarakan KUA Kecamatan setelah berkoordinasi dengan Kemenag Kabupaten/Kota. Tujuan dari program ini adalah mencegah tingginya angka perceraian keluarga Indonesia yang akhir-akhir ini sangat mengkhawatirkan. Menurutnya, keluarga adalah pilar bangsa, jika keluarga rusak maka bangsa ini akan hancur.

“Bimbingan Perkawinan adalah program prioritas nasional yang dilaksanakan di KUA. Program ini dilakukan secara terstruktur dengan modul yang didesain secara sistemik, baik dalam bentuk klasikal maupun mandiri”, ujarnya.

Recent Posts

Direktorat Jenderal Pesantren Didorong Jadi Pusat Inovasi Pendidikan Islam

MONITOR, Lampung - Rektor UIN Raden Intan Lampung, Prof. Wan Jamaludin menyampaikan perspektif akademis mengenai…

38 menit yang lalu

Fahri Hamzah Tegaskan Idealisme dan Gagasan Perlahan Kalahkan Dominasi Uang dalam Pemilu

MONITOR, Jakarta - Wakil Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Fahri Hamzah menegaskan bahwa,…

5 jam yang lalu

Kemenag Rumuskan Lima Rekomendasi Pencegahan Konflik Berdimensi Agama

MONITOR, Jakarta - Direktorat Urusan Agama Islam dan Bina Syariah Kementerian Agama merumuskan lima rekomendasi…

6 jam yang lalu

Gubernur Bali Dukung Pelestarian Sapi, Kementan Perkuat Kolaborasi Dengan Pemprov Bali

MONITOR, Denpasar - Kementerian Pertanian (Kementan) dan Pemerintah Provinsi Bali memperkuat kolaborasi dalam pengembangan peternakan…

8 jam yang lalu

Menhub Dudy Ajak Masyarakat Kolaborasi Bangun Kebijakan Transportasi Berbasis Data dan Ilmu Pengetahuan

MONITOR, Batam - Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi mengajak masyarakat bertukar gagasan dalam membangun sistem…

8 jam yang lalu

Kemenag Gelar Festival Majelis Taklim 2025, Ada Lima yang Dilombakan!

MONITOR, Jakarta - Direktorat Penerangan Agama Islam Kemenag menggelar Festival Majelis Taklim Indonesia 2025. Festival…

11 jam yang lalu