MONITOR, Boyolali – Dana desa dapat menciptakan pertumbuhan ekonomi produktif masyarakat, termasuk di bidang peternakan, tetapi produktivitas ini dapat terganggu jika zoonosis (penyakit hewan yang dapat menular kepada manusia) tidak dicegah dan dikendalikan. Hal tersebut disampaikan oleh Irpansyah Batubara, Kepala Subdit Kelembagaan dan Sumber Daya Kesehatan Hewan di hadapan para aparat desa dan Pemda Boyolali saat mensosialisasikan panduan praktis bertajuk “Pencegahan dan Pengendalian Zoonosis dan Penyakit Infeksi Baru Melalui Optimalisasi Fungsi Puskeswan dengan Dukungan Dana Desa” pada tanggal 27-28 November 2018 di Boyolali.
“Di sinilah peran Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) bersama para kadernya sebagai ujung tombak untuk menjaga kesehatan hewan.” kata Irpansyah Batubara.
Sosialisasi ini diselenggarakan atas kerjasama Kementerian Pertanian, Kementerian Kesehatan, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
bekerjasama dengan Badan Pangan, serta Pertanian Perserikatan Bangsa-bangsa (FAO – Food and Agriculture Organization of the United Nations).
Ia menambahkan, sejak tahun 2012 pihaknya mencatat berbagai zoonosis yang ada di Boyolali, seperti anthrax, flu burung dan leptospirosis yang mengancam kesejahteraan peternak dari segi ekonomi dan kesehatan. Zoonosis adalah penyakit yang dapat menular dari hewan kepada manusia dan sebaliknya. “Kita berharap agar panduan praktis yang kita susun bersama ini dapat dilaksanakan bersama, sehingga dapat memberdayakan masyarakat desa dan meningkatkan kesejahteraan, sesuai tujuan program dana desa. Dimulai dari Boyolali, semoga dapat diikuti desa-desa di daerah lain yang juga mengandalkan produk unggulan sektor peternakan,” kata Suhandani, Kepala Subdit Kerjasama dan Kemitraan Masyarakat Desa, Ditjen PPMD, Kementerian Desa PDTT.
Menurutnya, sejak diluncurkan oleh pemerintah pusat pada tahun 2015, program dana desa membuat desa-desa dapat membiayai pembangunan mereka sendiri sesuai kewenangannya, berdasarkan kebutuhan dan prioritas masing-masing desa.
Hal senada disampaikan oleh Wakil Bupati Boyolali, M. Sahid Hidayat yang berharap dana desa dapat digunakan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat. Ia katakan, Boyolali adalah kabupaten sentra peternakan di Jawa Tengah. Saat ini sebagian besar penduduknya bergantung pada ekonomi pertanian dan peternakan. Boyolali memiliki 262.700 peternak yang tersebar di 19 kecamatan dan 267 desa/kelurahan. “Untuk menekan kerugian akibat penyakit hewan, maka kita harus melakukan upaya pencegahan, sehingga kesejahteraan masyarakat bisa meningkat”, ucapnya.
Dengan adanya potensi penggunaan dana desa dalam peningkatan ketahanan pangan, serta menyadari besarnya ancaman penyakit hewan, pemerintah sepakat kerjasama melakukan kerja sama lintas sektor dan lintas disiplin untuk mencegah penyakit zoonosis dan penyakit infeksi baru kerjasama dengan FAO. “Kerja sama ini disebut dengan pendekatan ‘One Health’ yang melibatkan sektor kesehatan hewan, manusia, satwa liar dan lingkungan pada tingkat lokal hingga global. Sebagai salah satu sentra peternakan yang penting di Indonesia, Kabupaten Boyolali merupakan daerah percontohan program ini,” kata Elly Sawitri, Senior National Veterinary Advisor FAO ECTAD Indonesia.
Menutup acara Sosialisasi, Irpansyah Batubara menambahkan bahwa keterlibatan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi melalui dana desa harus diapresiasi sebagai salah satu wujud kerja sama lintas sektor yang memungkinkan adanya keberlanjutan program. Ia katakan bahwa sebelumnya, Kementerian Kesehatan telah lebih dahulu menginisiasi penggunaan dana desa untuk kesehatan masyarakat melalui puskesmas.
“Melalui sosialiasasi ini, kita harapkan dana desa dapat juga digunakan dalam penyertaan modal awal BUMDes Pos Kesehatan Hewan Desa. Dalam pengelolaannya, peternak membayar biaya pelayanan kesehatan hewan sebagai salah satu pendapatan desa dan keberlanjutan operasional BUMDes Pos Kesehatan Hewan Desa. Lebih lanjut diharapkan desa dapat membangun ekonomi peternakan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan mendukung program pemerintah dalam meningkatkan ketahanan pangan terutama sumber protein hewani”, pungkasnya.