BERITA

Satu Orang Tewas karena Beda Pilihan Capres, Begini Kata Timses Jokowi

MONITOR, Jakarta – Karena berbeda pilihan calon presiden, satu orang tewas. Subaidi, seorang warga Sampang tewas ditembak oleh Idris saat keduanya bertemu di tengah jalan.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Jawa Timur Frans Barung Mangara mengatakan, perseteruan itu bermula saat Idris mengomentari postingan di akun Facebook seseorang yang berbunyi, Siapa pendukung capres ini akan merasakan pedang ini.”

Menurut Frans, Idris mengomentari, “Saya ingin merasakan tajamnya pedang itu.” Setelah itu, Idris didatangi beberapa orang, di antaranya pemilik foto yang menanyakan maksud dari komentar Idris. Kedatangan sejumlah orang itu ke rumah Idris terekam dalam sebuah video yang kemudian diunggah Subaidi ke Facebook. Dalam postingan itu, Subaidi meledek Idrus dan mengancam akan membunuh.

Postingan Subaidi soal pilihan capres itu menyulut sakit hati Idris. Idris lantas mencari tahu soal Subaidi. Suatu ketika, keduanya berpapasan di jalan saat tengah berkendara sepeda motor. Menurut Frans, Subaidi sengaja menabrakan motornya ke motor Idris hingga terjatuh.

Lalu, Subaidi menodongkan pisau ke arah Idris. Namun Subaidi tiba-tiba terpeleset. Melihat kesempatan itu, Idrus mengeluarkan senjata api, lalu menembakkan pistol itu ke dada kiri Subaidi.

Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-Ma’ruf Amin (Jokowi – Ma’ruf) , Abdul Kadir Karding mengatakan berbagai pihak harus mengambil hikmah atas terjadinya cekcok beda pilihan calon presiden yang berujung maut di Sampang, Madura.

Karding mengatakan peristiwa ini menjadi bukti bahwa masyarakat amat menganggap serius pemilihan presiden 2019. “Bukan hanya serius tapi masuk ke hati,” kata Karding, Senin, 26 November 2018.

Keseriusan masyarakat ini harus dipikirkan dan disadari para elite, tim kampanye, dan juru kampanye. Mereka, kata Karding, tak boleh mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang provokatif, bohong atau hoax, dan berpotensi membawa pembelahan di tengah masyarakat. “Jangan sampai kasus-kasus seperti ini meluas terjadi di mana-mana,” kata dia.

Karding meminta masyarakat pun bijak untuk tidak mengunggah hal-hal yang berpotensi memecah belah dan membuat masyarakat bermusuhan akibat Pilpres 2019. Dia berharap adanya kearifan lokal yang dikedepankan untuk mengantisipasi perseteruan di antara warga.

“Kami berharap juga ada kearifan dari temen-teman netizen untuk tidak mengunggah hal-hal yang berbau dapat merugikan kehidupan sosial masyarakat,” kata politikus Partai Kebangkitan Bangsa ini.

Wakil Ketua Timses Jokowi – Ma’ruf ini pun meminta otoritas lain, seperti pengelola media massa dan Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk turut andil dalam penciptaan dan distribusi konten-konten kampanye yang damai.

Recent Posts

SAA 2025, 633 Mahasiswa Berprestasi UIN Jakarta Raih Penghargaan Prestasi Nasional dan Internasional

MONITOR, Jakarta - Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta menggelar Student Achivement Award (SAA)…

35 menit yang lalu

Teknologi Informasi Digital Dalam Pendidikan Islam

Ratna Dewi, M.PdDosen STAI Al-Hikmah JakartaMahasiswa S3 SPs UIN Jakarta Pendidikan adalah sebuah eksistensi dalam…

38 menit yang lalu

Puan Ungkap Komitmen RI Capai Target SDGs di Forum MIKTA, Pendidikan Pilar Utama

MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani berbicara tentang pentingnya peran parlemen dalam mendorong…

3 jam yang lalu

DPR Dorong Penyelamatan Industri Baja Nasional, Saatnya Revitalisasi Total

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi VI DPR RI, Rivqy Abdul Halim menyoroti serius kondisi industri…

3 jam yang lalu

Dorongan DPR soal Pembentukan TGPF di Kasus Kwitang Tunjukkan Empati dan Keberpihakan Publik

MONITOR, Jakarta - Komisi III DPR RI mendorong pembentukan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) untuk…

19 jam yang lalu

Bertemu Ketua Parlemen Korsel, Puan Dorong Kerja Sama Investasi Hijau dan Budaya

MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani melakukan pertemuan bilateral dengan Ketua Majelis Nasional…

19 jam yang lalu