NASIONAL

Tim Prabowo-Sandi Sebut Jokowi Lakukan Politik Pembenaran

MONITOR, Jakarta – Setelah isu pilpres tentang Politik Sontoloyo dan Politik Genderuwo, kini muncul Politik Pembenaran yang disebut oleh Anggota Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Anthony Leong.

Dia menyatakan, kubu Jokowi-Mar’uf Amin terus melakukan politik pembenaran, menurutnya politik pembenaran adalah cara politik yang tidak mengakui kegagalan, kesalahan ataupun pencapaian yang tidak sesuai target.

“Misalkan kegagalan dalam mengelola ekonomi, ekonomi lesu dibilang baik-baik saja, harga bahan pokok tidak stabil dan memberatkan masyarakat tidak diakui juga. Inilah contoh politik pembenaran yang terus diaplikasikan oleh kubu sebelah,” ujar Anthony, Jumat 16 November 2018.

Koordinator Prabowo-Sandi Digital Team (PRIDE) ini juga menambahkan, bahwa pendukung capres petahana ini mengkapitalisasikan isu soal kemiskinan yang memang dibawah satu digit dengan rekayasa digital.

Padahal sebenarnya, jumlah penduduk miskin di Indonesia dari era Presiden Abdurrahman Wahid hingga sekarang adalah kecepatan penurunan penduduk miskin paling lambat sejak dua dekade terakhir di era Jokowi.

“Presiden Gus Dur sanggup menurunkan kemiskinan 5,05 juta jiwa per tahun, Megawati 0,57 jiwa per tahun, SBY 0,72 juta jiwa per tahun dan 0,96 juta jiwa per tahun dalam dua periode kepemimpinannya. Sedangkan Jokowi hanya 0,51 juta jiwa per tahun. Ini data dari BPS tapi seakan-akan dibuat persepsinya Jokowi paling berhasil, padahal kecepatan penurunannya paling lambat. Inilah yang dimaksud politik pembenaran,” ujar Anthony.

Fungsionaris Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) ini juga menyebut pertumbuhan ekonomi yang sejak masa kampanye Jokowi dijanjikan tumbuh 7%. Bahkan, target tersebut masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015-2019.

“Namun, selama empat tahun belum satu kali pun pemerintah berhasil merealisasikan pertumbuhan ekonomi di level 7%. Pertumbuhan ekonomi mentok di level 5%. Ini miris, karena dalam mengukur keberhasilan seorang pemimpin itu dari Key Performance Indicator (KPI)-nya tercapai atau tidak. Dari target pertumbuhan ekonomi jauh sekali,” tutupnya.

Recent Posts

Ruas Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi Sudah Dapat Dilintasi dengan Skema Contraflow

MONITOR, Medan - PT Jasa Marga (Persero) Tbk melalui anak usahanya PT Jasamarga Kualanamu Tol…

5 jam yang lalu

Panglima TNI Resmi Tutup Pendidikan Reguler LIV Sesko TNI 2025

MONITOR, Jakarta - Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto secara resmi menutup Pendidikan Reguler (Dikreg)…

6 jam yang lalu

Sekolah Pascasarjana UIN Jakarta Gelar Diseminasi Hasil Riset Dosen

MONITOR, Jakarta - Sekolah Pascasarjana (SPs) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menggelar Seminar Nasional Diseminasi Hasil…

8 jam yang lalu

DPR Sebut Resolusi PBB Jadi Cermin Dukungan Global Akhiri Penjajahan Israel Atas Palestina

MONITOR, Jakarta - Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Sukamta menanggapi Resolusi tentang ‘Penyelesaian Damai…

8 jam yang lalu

JFEX Winter 2025, Indonesia Raih Peringkat Pertama Eksibitor Internasional Terbaik

MONITOR, Jakarta - Indonesia resmi membuka Paviliun Halal Indonesia pada The 7th Japan International Food…

10 jam yang lalu

Puan Nilai Pemberian Bantuan Lewat Helikopter Perlu Dievaluasi, Pejabat Harus Punya Empati

MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani dimintai tanggapan soal kontroversi dari aksi Gubernur…

12 jam yang lalu