MONITOR, Depok – Tanggal 16 November diperingati Hari Toleransi Sedunia. Tanggal tersebut ditetapkan oleh UNESCO sebagai Hari Toleransi atau peringatan atas Declaration of Principles on Toleranc, pada tahun 1995.
Penetapan Hari Toleransi sendiri bertujuan untuk memberikan kesadaran kepada publik atas pentingnya sikap toleran dalam menjaga hubungan diantara masyarakat.
Menanggapi peringatan Hari Toleransi Sedunia tersebut, Calon Anggota DPR RI Dapil Jawa Barat (Jabar) VI, Ferry Batara mengatakan, Hari Toleransi Sedunia merupakan momentum bagi warga negara Indonesia untuk merefleksikan diri pentingnya menanamkan sikap toleran demi menjaga keutuhan bangsa.
“Toleransi antar umat beragama dan kelompok etnis menjadi salah satu kunci untuk menjaga keutuhan sebuah bangsa. Bangsa ini akan selalu tegak berdiri, jika kita sebagai warga negara terus menjungjung tinggi nilai-nilai persatuan,” ujar Ferry Batara di Cipayung, Kota Depok, Jum’at (16/11/2018) malam.
Caleg dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) itu mengaku miris melihat sikap segelintir orang yang belakangan ini kerap mempertontonkan aksi intoleran. Terlebih jelang pesta demokrasi 2019 ini, iklim politik semakin panas, dan tidak jarang atas nama kepentingan masing-masing, rela konflik bukan hanya antar agama, tetapi juga sesama agama, bahkan antar tetangga dan saudara.
“Sebagai warga negara yang menginginkan hidup rukun, saya sangat prihatin melihat realitas Indonesia saat ini. Apalagi menjelang tahun politik 2019 ini, sesama warga negara saling menghujat, tidak peduli apakah dia tetangga atau saudara, apalagi orang lain, kalau pilihan politiknya berbeda, seakaan dianggap musuh. Sangat-sangat memprihatinkan,” ungkapnya.
Ferry Batara ingin masyarakat belajar dari sejarah bagaimana bangsa ini didirikan. Tanpa persatuan tidak mungkin bangsa ini ada. Karena itu, ia berharap masyarakat bisa tetap mengedepankan sikap toleran antar warga negara. Terutama para penerus bangsa, penting untuk menanamkan wawasan bertoleransi.
“Sikap intoleran bukanlah wajah asli bangsa Indonesia. Karena bangsa ini sebagaimana diajarkan oleh para founding father kita, selalu menghormati perbedaan. Perbedaan tidak dijadikan hambatan, tetapi justru kekuatan. Itulah alasan mengapa bangsa ini bisa merdeka. Karena para pejuang dahulu, tidak melihat apa agama, suku dan bahasa kita, tetapi semuanya bersatu atas nama bangsa Indonesia,” pungkasnya.
MONITOR, Yogyakarta — Kementerian Agama RI menggelar Halaqah Penguatan Kelembagaan Pendirian Direktorat Jenderal Pesantren di…
MONITOR, Sukabumi - Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Fajar Riza Ul Haq, menyampaikan kuliah…
MONITOR, Jakarta - Kementerian UMKM menegaskan komitmennya untuk mengoptimalkan pemanfaatan ruang promosi pada berbagai infrastruktur…
MONITOR, Jakarta - Pada sela-sela agenda Seminar Internasional Indonesia’s Contribution to Contemporary Global Peace and…
MONITOR, Jakarta - PT Jasa Marga (Persero) Tbk kembali mendapat pengakuan atas komitmennya di bidang…
MONITOR, Jakarta - Lintas komunitas dan peneliti dari UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon selenggarakan Focus…