Kamis, 28 Maret, 2024

Hanura Tuding Agung Yulianto Gagal Paham soal Jakarta

MONITOR, Jakarta – Fraksi Hanura DPRD Jakarta kembali mengeluarkan pernyataan keras yang dialamatkan kepada calon Wakil Gubernur (Wagub) Jakarta dari PKS Agung Yulianto.

Sekretaris Fraksi Hanura DPRD Jakarta, Veri Yonnevil, menuding kalau Agung Yulianto gagal paham dalam melihat persoalan Jakarta.

“Gimana kami mau memilih dia (Agung Yulianto) sebagai Wagub DKI, dia benar-benar tak paham masalah Jakarta. Masa dia bilang persoalan Jakarta bukan banjir dan kemacetan,” tegas Veri.

Menurut Veri, sangat disayangkan cawagub yang digadang-gadang oleh PKS ternyata tidak paham persoalan Jakarta.

- Advertisement -

“Kalau calon yang begini dipaksakan untuk jadi cawagub kasian sekali masyarakat Jakarta karena yang bersangkutan tidak paham sama sekali persoalan Jakarta yang sangat kompleks,” terang Veri.

Dijelaskan Veri, puluhan tahun macet dan banjir menjadi momok yang menakutkan bagi masyarakat jakarta, yang mana siapun yang menjadi gubernur Jakarta dibuat pusing dalam mengatasi kemacetan dan banjir ini.

“Ini malah dibilang banjir dan macet bukan persoalan utama. Dia malah bilang persoalan di Jakarta adalah ekonomi dan pengangguran. Aneh kan ?,” tegas Veri

Veri pun menduga kalau Agung Yulianto sebagai cawagub PKS, berbicara tanpa mempunyai data.

“Ini salahnya kalau orang asal nyablak, bicara tidak berdasarkan data,” cetus Veri.

Dikatakan Veri, kalau bicara ekonomi dan penganguran, sebenarnya Pemprov DKI sudah bisa mengatasinya yakni dengan melakukan terobosan merekrut masyarakat Jakarta untuk bekerja menjadi PPSU, PHL, Pamdal dan sebagainya.

“Sampai tahun 2018 ini Pemprov DKI sudah melakukan perekrutan tenaga kerja mencapai 85 ribu orang. Ini kan bukti persoalan pengangguran sudah bisa tertangani dengan baik,” pungkasnya.

Sekedar diketahui, Kandidat calon wakil gubernur (Cawagub) DKI Jakarta, Agung Yulianto disejumlah media online menyebut, persoalan utama Jakarta bukan sebatas banjir maupun macet. Menurut dia, masalah dialami ibu kota adalah soal pengangguran dan ketimpangan kesejahteraan masyarakat.

“Masalah Jakarta itu unik. Tidak sederhana dan kompleks sebab penduduknya 12 juta jiwa. Orang bilang masalahnya banjir dan macet. Setelah diteliti masalahnya lebih pada pengangguran dan ketimpangan,” katanya

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER