SUMATERA

Peringati Hari Pahlawan, Rahmat Mirzani Djausal kenang Sosok Raden Inten II Lampung

MONITOR, Lampung – Setiap tanggal 10 November, bangsa Indonesia memperingati Hari Pahlawan. Tanggal itu ditetapkan sebagai Hari Pahlawan untuk memperingati peristiwa Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, dimana tentara Indonesia pro-kemerdekaan dan milisi berperang melawan pasukan Inggris juga Belanda sebagai bagian dari Revolusi Nasional Indonesia.

Menanggapi hal itu, Calon Anggota DPRD Provinsi Lampung, Rahmat Mirzani Djausal mengatakan bahwa sekalipun peringatan Hari Pahlawan diperingati setiap tanggal 10 November, tetapi mengenang serta mengambil pelajaran semangat juang dari para pahlawan yang telah rela mengorbankan jiwa, raga dan hartanya untuk memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia, harus dilakukan setiap hari.

“Boleh dibilang, peristiwa 10 November di Surabaya itu hanyalah puncak dari perlawanan para pahlawan dahulu dalam mengusir penjajah, tetapi sebenarnya jauh sebelum itu para pejuang diberbagai wilayah sudah melakukan hal yang sama. Ini menunjukkan bahwa semangat juang tidak mengenal tempat dan waktu,” ujar Mirza sapaan akrab Rahmat Mirzani Djausal di Kota Bandar Lampung, Jum’at (10/11/2018) kemarin.

Dalam momentum peringatan Hari Pahlawan ini, Caleg dari Partai Gerindra itu juga mengenang sosok Radin Inten II Lampung yang mendapat gelar Pahlawan Nasional berdasarkan SK Presiden RI No.048/TK/1998. Menurutnya, Radin Inten II merupakan sosok yang sangat ia kagumi atas apa yang dilakukannya untuk bangsa ini.

“Bicara soal Hari Pahlawan, saya teringat dengan sosok Radin Inten II Lampung. Bagi warga di sini mungkin tidak asing dengan nama beliau, karena namanya kini jadi nama Bandara dan Perguruan Tinggi UIN Radin Inten II Lampung. Beliau adalah panglima perang yang memiliki fisik kuat, juga memiliki pemikiran cemerlang,” kenang Mirza.

Yang paling membanggakan dari sosok Radin Inten II, tegas Mirza, karena putra tunggal Radin Imba II ini, sudah ikut berjuang melawan Belanda sejak usianya masih muda. Maka tidak heran di umurnya yang masih 16 tahun, sudah dinobatkan sebagai Raja Lampung yang memimpin rakyat untuk memerangi kolonialisme. Dan perjalanan hidup Raden Inten II itu, dikatakan Mirza, sangat layak untuk dijadikan motivasi untuk anak muda saat ini.

“Pelajaran yang bisa dipetik Raden Intan II itu adalah kita harus berjuang dan memberikan kontribusi terhadap negara ini sejak dini mungkin. Jangan menunggu tua, jangan menunggu kaya. Sekecil apapun yang bisa kita lakukan untuk bangsa ini, lakukanlah,” pungkasnya.

Recent Posts

Capai Rp220 Triliun, Kampanye Zakat dan Wakaf Perlu Dimaksimalkan

MONITOR, Jakarta - Potensi zakat Indonesia diperkirakan mencapai Rp220 triliun per tahun, jauh di atas…

1 jam yang lalu

DPR Desak KPK Tuntaskan Kasus Korupsi Kuota Haji, Jangan Ditutup-tutupi

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi III DPR RI, Abdullah, mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk…

3 jam yang lalu

Menag Salurkan Bantuan Rp300 Juta untuk Pura dan Korban Banjir di Bali

MONITOR, Jakarta - Menteri Agama Nasaruddin Umar menyapa dan menemui masyarakat Bali yang terdampak banjir…

7 jam yang lalu

KN Tanjung Datu-301 Bagikan Sembako dan Edukasi Keselamatan Nelayan Banten

MONITOR, Banten - Wujud kepedulian sosial kembali ditunjukkan oleh unsur KN. Tanjung Datu-301 dengan menggelar…

10 jam yang lalu

Komisi III Dorong RKUHAP Atur Batas Waktu, Persempit Ruang Transaksional

MONITOR, Jakarta - Komisi III DPR RI mendorong agar Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana…

18 jam yang lalu

Industri Olahraga Berdaya Saing di Kancah Dunia Meningkat

MONITOR, Jakarta - Kementerian Perindustrian terus memacu pengembangan industri alat olahraga dalam negeri karena sektor…

20 jam yang lalu