MONITOR, Jakarta – Duta Besar Indonesia di Belgia Yuri O Thamrin dan Cristophe Van Overstaeten Perwakilan dari Kedubes Belgia di Indonesia didampingi oleh Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan mengunjungi Balai Embrio Ternak (BET) Cipelang (05/11).
Kunjungan ini dilakukan untuk menyaksikan langsung progress pertumbuhan dan performans sapi Belgian Blue (BB) di Indonesia. Yuri O Thamrin memberikan apresiasi kepada Kementerian Pertanian atas keberhasilannya mengembangkan sapi Belgian Blue di Indonesia.
Ia berharap, performans sapi BB dengan perototannya yang luar biasa dan potensi karkasnya yang besar (70 – 80%) dapat menjadi peluang pengembangan sapi di Indonesia. Upaya yang dilakukan pemerintah ini diharapkan kedepan dapat memenuhi kebutuhan protein hewani asal ternak bagi masyarakat Indonesia.
Lebih jauh ia mengatakan, untuk meningkatkan keberhasilan pelaksanaan pengembangan sapi BB, saat ini Indonesia sedang mengusulkan kerjasama dengan Pemerintah Belgia, terutama dalam rangka peningkatan SDM.
Sementara itu, Sugiono menjelaskan, Belgian Blue merupakan rumpun sapi potong kelompok Bos taurus yang berasal dari negara Belgia. Keunggulan sapi BB diantaranya mempunyai konformasi perototan yang baik dan persentase karkas yang tinggi sekitar 20% lebih tinggi dari persentase karkas sapi pada umumnya, kandungan lemak yang relatif lebih rendah dan memiliki efisiensi penggunaan pakan yang baik.
“Potensi produksi karkas yang tinggi dan performans yang baik merupakan harapan bagi pemenuhan kebutuhan protein bagi masyarakat,” ungkapnya, Senin (5/11).
Ia menjelaskan, pengembangan Belgian Blue di BET Cipelang dimulai sejak tahun 2016, dimana mulai dilakukan pengadaan embrio beku dan semen beku BB. Kegiatan ini kini telah membuahkan hasil yang ditandai dengan kelahiran sapi hasil persilangan antara semen beku BB dengan sapi perah melalui inseminasi buatan (IB) Besar Indonesia di Belgia dan kelahiran sapi murni hasil transfer embrio (TE).
“Program pengembangan BB merupakan terobosan dari Menteri Pertanian Amran Sulaiman untuk melakukan introduksi bangsa sapi baru BB dalam jumlah yang lebih banyak lagi. Mentan Amran menargetkan pada tahun 2019 akan ada kelahiran keturunan BB menjadi 1.000 ekor baik melalui TE maupun IB,” terangnya.
Sugiono menambahkan, pengembangan sapi BB saat ini masih dilakukan secara terbatas di 11 (sebelas) Unit Pelaksana Teknis (UPT) lingkup Kementan diantaranya: 1). Balai Besar Perbibitan Ternak Unggul Hijaun Pakan Ternak (BBPTU HPT) Baturraden; 2). Balai Besar Pelatihan Kesehaan Hewan (BBPKH) Cinagara; 3). Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Batu; 4). Balai Embrio Ternak (BET) Cipelang; 5). Balai Perbibitan Ternak Unggul Hijauan Pakan Ternak (BPTU HPT) Sembawa;6). Balai Perbibitan Ternak Unggul Hijauan Pakan Ternak (BPTU HPT) Padang Mengatas; 7). Sekolah Tinggi Penyuluh Pertanian (STPP) Bogor; 8). Sekolah Tinggi Penyuluh Pertanian (STPP) Magelang; 9). Sekolah Tinggi Penyuluh Pertanian (STPP) Malang; 10). Balai Penelitian Peternakan (Balitnak) Ciawi; 11). Loka Penelitian (Lolit) Sapi Potong Grati.
Adapun pengembangan sapi BB di Indonesia dilakukan melalui 2 (dua) cara diantaranya melalui teknologi IB dan TE. Teknologi TE dilakukan dengan menggunakan embrio yang berasal dari Belgia. Impor dilakukan pada tahun 2017 dan 2018 masing-masing sebanyak 900 embrio. Pelaksanaan TE dilakukan untuk menghasilkan sapi BB murni (100%).
Keturunan hasil TE akan digunakan di B/BIB nasional sebagai penghasil semen beku dan pada UPT perbibitan lingkup Kementan. Teknologi IB dilakukan dengan menggunakan semen beku sapi BB yang diimpor dari Belgia pada tahun 2018 sebanyak 1000 straw, sehingga diharapkan akan dihasilkan keturunan sapi BB dengan komposisi darah 50%.
Keturunan ini akan di-IB dengan semen beku BB dan akan dihasilkan keturunan sapi BB dengan komposisi darah BB 75%. Sampai dengan tanggal 04 November 2018, total kelahiran sebanyak 91 ekor, 47 ekor hasil TE dan hasil IB sebanyak 44 ekor.
Sedangkan sapi yang bunting dari IB sebanyak 126 ekor dan TE sebanyak 150 ekor. Sapi hasil TE pertama dan hasil persilangan pertama yang lahir di BET Cipelang saat ini telah didistribusikan ke Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari untuk diproduksi semen bekunya.
Setelah mendapatkan rekomendasi dari komisi bibit dan pakar pendamping, semen beku ini akan diedarkan ke seluruh masyarakat peternak Indonesia. Selain dari BET Cipelang, kelahiran BB saat ini juga ada di beberapa UPT pelaksana lainnya, diantaranya: Balitnak, BBPTUHPT Baturraden, BPTUHPT Sembawa, BPTUHPT Padang Mangatas, BBPKH Cinagara.
Sementara itu, Kepala BET Cipelang Oloan Parlindungan mengatakan, Persilangan sapi BB dengan bangsa sapi lain menghasilkan pola warna yang unik dan beragam. Persilangan sapi BB dilakukan dengan bangsa sapi FH, Simmental, Limousin, Angus, Brahman, PO, Aceh, Madura.
Selain melakukan persilangan sapi BB dengan bangsa lainnya, BET Cipelang telah mencoba melakukan produksi embrio yang dihasilkan dari sapi Aceh dan semen beku BB untuk menghasilkan keturunan BB dengan komposisi darah 50%. Dari hasil produksi embrio ini, telah lahir sapi keturunan BB yang lahir secara normal tanpa operasi caesar.
Selain itu juga, dilakukan produksi embrio pada sapi keturunan BB betina dengan semen beku BB untuk menghasilkan keturunan BB dengan komposisi darah 75%. Perkawinan antar sapi keturunan BB menghasilkan sapi dengan bobot lahir yang normal, sehingga dapat lahir secara normal tanpa operasi caesar.
“Sapi-sapi hasil persilangan inilah yang kelak akan dikembangkan di Indonesia karena mampu lahir secara normal tanpa operasi caesar, namun memiliki pertumbuhan dan performans tubuh yang bagus,” pungkasnya.