MONITOR, Jakarta – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membuka milad kedua Brigade Jawara Betawi 411 di Lapangan Monas Timur, Jakarta Pusat, Ahad, 4 November 2018. Organisasi masyarakat tersebut dibentuk setelah Aksi 411 pada 4 November 2016.
“Saya berharap Jawara Betawi 411 dapat menjadi simpul persatuan di Jakarta dan pimpinannya dapat memayungi 314 aliran silat Betawi,” ujar Anies saat memberi sambutan. Menurutnya, masyarakat Betawi memegang peranan penting dalam sejumlah peristiwa besar di Jakarta.
Diantaranya adalah deklarasi Sumpah Pemuda yang terjadi di Kramat Raya, Jakarta Pusat pada 28 Oktober 1928 dan rapat besar IKADA pada 19 September 1945. “Saat itu masyarakat Betawi yang menjadi tuan rumah,” ujar Anies.
Panglima Brigade Jawara Betawi 411, Basyir Bustomi mengatakan sejak kesenian silat ada di Betawi, baru kali ini bersatu. Persatuan itu terbentuk setelah Aksi 411 digelar. Selain pesilat Betawi, sebagian besar anggota Kelompok Brigade Jawara Betawi 411 juga Alumni Aksi Bela Islam 212.
Di milad kedua ini, para jawara mengadakan pertunjukan seni di Monas. Acara yang dihadiri sekitar 500 orang itu dibuka dengan pertunjukan silat para Dewan Guru Silat dari berbagai aliran.
Dalam kesempatan milad kedua organisasi masyarakat Brigadir Jawara Betawi 411 itu, Anies diberi gelar Jawara Kehormatan karena Anies dianggap telah berjasa terhadap kemajuan budaya masyarakat Betawi.
“Baru saat Anies jadi gubernur, kami merasa diopenin (diperhatikan) oleh pemerintah,” ujar Bustomi. Sebagai simbol penobatan itu, Basyir memberikan sebuah baju pangsi bewarna merah dan sebilah golok. Di baju tersebut tersemat dua emblem, yang pertama bertuliskan Brigade Jawara Betawi, dan yang kedua bertuliskan Jawara 411.
Setelah menerima penghargaan tersebut, Anies sempat menarik bilah golok dari sarungnya. Selanjutnya ia tersenyum sambil menyarungkan kembali golok itu lalu mendekapnya di dada.