EKONOMI

Jagung Indonesia Siap Mengisi Pasar Jagung Dunia

MONITOR, Jakarta – Indonesia optimis mampu mengisi pasar jagung dunia. Optimisme ini bukan sekedar mengada-ada, tapi trend produksi jagung menunjukkan demikian. Produksi jagung terus meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan data BPS tahun 2018 (ARAM I 2018), Indonesia diperkirakan akan surplus jagung 13 juta ton pipilan kering (PK) sampai akhir tahun. Hal ini terbukti dengan adanya tanam dan panen di Indonesia sepanjang tahun, ditambah lagi dengan keberhasilan kita mengekspor 350.000 ton jagung tahun 2018 ini.

“Memang ekspor kita masih kecil tapi ini adalah langkah awal menunju Indonesia menjadi negara eksportir jagung dunia”, jelas Arnen Sri Gemala, Kepala Seksi Intensifikasi Jagung Direktorat Serealia. “Oleh sebab itu kami perlu dorongan semangat, jangan malah diragukan upaya dan hasil kerja kita”.

Arnen juga meyakinkan bahwa Indonesia mampu menjadi produsen jagung dunia cukup beralasan. Trend produksi jagung 5 tahun terakhir meningkat 12,49% dan luas panen meningkat 11%, sedangkan trend kebutuhan hanya meningkat 5% setiap tahun. Artinya, peningkatan kebutuhan jagung selama lima tahun terakhir lebih kecil dari produksi kita.

Arnen menyayangkan komentar dari sejumlah pihak yang meragukan angka-angka produksi jagung nasional. Untuk memberikan bukti bahwa angka produksi jagung valid, Arnen mengajak para pihak tersebut untuk melakukan kunjungan lapangan, memeriksa sendiri, melihat sendiri betapa luasnya pertanaman jagung saat ini.

“Kami sudah melihat langsung dan bisa dibuktikan betapa luasnya pertanaman jagung saat ini”, ungkap Arnen lebih lanjut. Dulu sentra jagung nasional hanya berada di 10 provinsi namun dengan adanya program perluasan areal pertanaman baru yang dimulai tahun 2017 daerah sentra jagung mulai menyebar ke berbagai daerah lain dan memunculkan daerah sentra jagung baru. Misalnya Sulawesi Tengah, Kalimantan Selatan dan Banten.

Contohnya, petani di Banten yang dulunya enggan menanam jagung sekarang sudah mulai tergerak menanam jagung. Apalagi industri pakan pengguna jagung banyak tersebar di Banten. Ini tentu akan memudahkan distribusi produksi jagung ke industri pakan, pungkas Arnen.

Recent Posts

Menteri UMKM Berharap Alfamart Run Jadi Ajang Kolaborasi untuk Kembangkan UMKM

MONITOR, Jakarta - Menteri Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman berharap ajang "Alfamart…

31 menit yang lalu

Empat Mantan Anggota OPM Resmi Berikrar Setia pada NKRI

MONITOR, Jakarta - Komitmen TNI dalam membangun perdamaian dan memperkuat persatuan di Tanah Papua kembali…

2 jam yang lalu

PT Jasamarga Transjawa Tol Gencarkan Sosialisasi Zero ODOL di Ruas Jalan Tol Palimanan-Kanci

MONITOR, Cirebon - Dalam upaya mendukung program nasional Zero ODOL (Over Dimension Over Loading), PT…

3 jam yang lalu

Menag Terima Taj Yasin, Jateng Siap Jadi Tuan Rumah MTQ Nasional 2026

MONITOR, Jakarta - Menteri Agama RI Nasaruddin Umar menerima audiensi Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj…

4 jam yang lalu

DPR Dorong Fasum Terdampak Bencana Cepat Diperbaiki, Sistem Peringatan Dini Diefektifkan

MONITOR, Jakarta - Wakil Ketua Komisi V DPR RI, Andi Iwan Darmawan Aras menyampaikan keprihatinan…

6 jam yang lalu

Prof Rokhmin: Indonesia Emas 2045 Bukan Angan-angan, MAI Harus Jadi Motor Utama Bangun Industri Akuakultur

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi IV DPR RI, Prof. Rokhmin Dahuri, menyerukan kebangkitan sektor kelautan…

6 jam yang lalu