Jumat, 29 Maret, 2024

Perjuangan Melistriki Indonesia di Masa Lampau

MONITOR – Keberadaan listrik negeri ini tak lepas dari campur tangan perusahaan Hindia Belanda pada akhir abad ke 19. Kala itu, Belanda mendirikan beberapa pabrik diantaranya gula, teh hingga pembangkit tenaga listrik.

Menginjak tahun 1927, pemerintah Belanda  membentuk s’Lands Waterkracht Bedriven (LWB), yaitu sebuah perusahaan listrik negara yang mengelola PLTA Plengan, PLTA Lamajan, PLTA Bengkok Dago, PLTA Ubrug dan Kracak di Jawa Barat, PLTA Giringan di Madiun, PLTA Tes di Bengkulu, PLTA Tonsea lama di Sulawesi Utara dan PLTU di Jakarta.  Belanda juga mendirikan perusahaan-perusahaan listrik di beberapa Kotapraja.

Perkembangan listrik di Indonesia juga dipengaruhi kolonial. Saat kekuasaan diambil alih oleh Jepang, perusahaan listrik dan gas di Indonesia juga diambil alih oleh Jepang. Semua personil dalam perusahaan listrik tersebut diambil alih oleh orang-orang Jepang.

Kekuasaan Jepang tak lama kemudian berakhir. Jepang bertekuk lutut di hadapan sekutu, lalu bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. Kesempatan baik kemudian dimanfaatkan oleh pemuda dan buruh listrik dan gas dalam negeri. Mereka mengambil alih perusahaan-perusahaan listrik dan gas yang dikuasai Jepang.

- Advertisement -

Memasuki bulan September 1945, perkumpulan buruh atau pegawai listrik dan gas menghadap pimpinan KNI Pusat yang pada waktu itu diketuai oleh M Kasman Singodimedjo untuk melaporkan hasil perjuangan mereka merebut kuasa perusahaan listrik di Indonesia.

Mereka bersama-sama dengan pimpinan KNI Pusat menghadap Presiden Soekarno, untuk menyerahkan perusahaan-perusahaan listrik dan gas kepada pemerintah Republik Indonesia. Penyerahan tersebut diterima oleh Presiden Soekarno, dan kemudian dengan Penetapan Pemerintah No 1 tahun 1945 tertanggal 27 Oktober 1945 dibentuklah Jawatan Listrik dan Gas di bawah Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER