INDUSTRI

Kemenperin Klaim Sektor Manufaktur Dominasi Ekspor Nasional hingga 72 Persen

MONITOR, Jakarta – Industri manufaktur memberikan kontribusi terbesar terhadap nilai ekspor nasional. Hal ini menandakan produk lokal mampu berdaya saing di pasar global. Pada semester I tahun 2018, sumbangsih ekspor dari industri manufaktur hingga 71,59 persen dari total ekspor nasional yang mencapai USD88,02 miliar.

“Di semester pertama tahun ini, jumlah ekspor produk industri manufaktur kita sebesar USD63,01 miliar atau naik 5,35 persen dibanding periode yang sama tahun lalu di angka USD59,81 miliar,” kata  Sekretaris Jenderal Kementerian
Perindustrian, Haris Munandar, ketika menjadi narasumber diskusi panel pada rangkaian kegiatan 34th Trade Expo Indonesia di ICE-BSD City, Tangerang, Banten, Kamis (25/10).

Haris menegaskan, pemerintah saat ini fokus untuk semakin meningkatkan nilai ekspor guna mengatasi defisit neraca perdagangan. “Peningkatan ekspor cukup penting dalam mengerek penguatan Rupiah,” jelasnya.

Upaya tersebut juga sesuai dengan target dari peta jalan Making Indonesia 4.0, di mana pada tahun 2030 akan mengembalikan angka ekspor netto hingga 10 persen. “Maka itu, lima sektor industri yang diprioritaskan pengembangannya dalam memasuki era revolusi industri 4.0, juga dipacu untuk aktif melakukan ekspor,” tuturnya.

Kelima sektor itu adalah industri makanan dan minuman, industri tekstil dan pakaian, industri otomotif, industri kimia, dan industri elektronika. “Kelompok manufaktur ini mampu memberikan kontribusi sebesar 65 persen terhadap total ekspor, kemudian menyumbang 60 persen untuk PDB, dan 60 persen tenaga kerja industri ada di lima sektor tersebut,” ungkap Haris.

Selama 4 tahun pemerintahan Jokowi-JK, total nilai ekspor produk industri pengolahan nonmigas mengalami lonjakan. Sepanjang tahun 2014 mencapai USD119,75 miliar, naik menjadi USD125,02 miliar di tahun 2017.

Peningkatan ekspor juga akan terus didorong melalui kebijakan hilirisasi pada sektor industri berbasis sumber daya alam (SDA). Sebab, tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) pada industri berbasis SDA masih cukup tinggi.

“Ini sejalan upaya pemerintah untuk lebih mengoptimalkan nilai tambah bahan baku dalam negeri serta memacu devisa negara melalui peningkatan ekspor produk industri,” imbuhnya.

Recent Posts

PT Jasamarga Transjawa Tol Gencarkan Sosialisasi Zero ODOL di Ruas Jalan Tol Palimanan-Kanci

MONITOR, Cirebon - Dalam upaya mendukung program nasional Zero ODOL (Over Dimension Over Loading), PT…

1 jam yang lalu

Menag Terima Taj Yasin, Jateng Siap Jadi Tuan Rumah MTQ Nasional 2026

MONITOR, Jakarta - Menteri Agama RI Nasaruddin Umar menerima audiensi Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj…

2 jam yang lalu

DPR Dorong Fasum Terdampak Bencana Cepat Diperbaiki, Sistem Peringatan Dini Diefektifkan

MONITOR, Jakarta - Wakil Ketua Komisi V DPR RI, Andi Iwan Darmawan Aras menyampaikan keprihatinan…

4 jam yang lalu

Prof Rokhmin: Indonesia Emas 2045 Bukan Angan-angan, MAI Harus Jadi Motor Utama Bangun Industri Akuakultur

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi IV DPR RI, Prof. Rokhmin Dahuri, menyerukan kebangkitan sektor kelautan…

4 jam yang lalu

Minyak Atsiri Indonesia Menduduki Peringkat ke-8 Dunia

MONITOR, Jakarta - Indonesia memiliki potensi luar biasa dalam pengembangan industri minyak atsiri, karena didukung…

6 jam yang lalu

TNI Hormati Keputusan Pemerintah Tunjuk Mayjen Ahmad Rizal Ramadhani jadi Dirut Bulog

MONITOR, Jakarta - Tentara Nasional Indonesia (TNI) menghormati dan mendukung penuh keputusan pemerintah yang menunjuk…

7 jam yang lalu