PILIHAN EDITOR

Menelaah Pernyataan Darmin dan Buwas Soal Beras, Siapa Berbohong?

MONITOR, Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, menyatakan minimnya stok beras di dalam negeri mengharuskan pemerintah harus impor. Jika hal itu tidak dilakukan, stok beras nasional tak akan cukup.

Dia mengatakan hal itu merujuk pada data terbaru yang disampaikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) di Kantor Wakil Presiden Jusuf Kalla di Jakarta, Senin, 22 Oktober 2018. Bahkan, Darmin sampai mengatakan, “Kalau tidak ada impor (beras), tewas.”

Hal ini tentu saja sangat bertolak belakang dengan pernyataan Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) bersama Menteri Andi Amran Sulaiman ke Pasar Kramat Jati dan Pasar Beras Induk Cipinang (PIBC), Jakarta, Jumat 14 September lalu. Menurutnya, stok beras saat ini sangat mencukupi.

“Saat ini Bulog memiliki stok hingga 2,4 juta ton. Padahal riilnya, gudang kami hanya bisa menampung 2,2 juta ton,” ujar pria yang akrab disapa Buwas itu.

Masih menurut Darmin, pada 2013 lahan baku sawah seluas 7,75 juta hektare. Namun hasil pemotretan terakhir, lahan baku sawah menyusut hingga tinggal 7,1 juta hektare. Penyusutan terjadi karena banyaknya lahan pertanian yang berubah fungsi menjadi rumah, jalan atau pabrik.

Data produksi beras nasional yang dilansir BPS adalah 32,4 juta ton. Sedangkan konsumsi beras nasional adalah 29,6 juta ton sehingga surplus 2,85 juta ton. “Tetapi kelebihan produksi sebesar itu jauh di bawah, kalau tadinya bisa 20 juta ton lebihnya, sekarang 2,85 juta ton, petani kita 4,5 juta keluarga, mereka pasti menyimpan, 5 kg atau 10 kg per keluarga,” ujar Darmin

Sehingga suplai beras di pasar ini pun tersendat. Itu sebabnya sejak awal tahun, stok beras di Bulog rendah sehingga pemerintah pun memutuskan impor. Darmin mengatakan stok di Bulog tinggal 500 ribu ton. Menurut dia tidak pernah terjadi seperti itu, di mana angka tersebut terlalu rendah.

Saat ini, kata Darmin stok beras Bulog ada 2,4 juta ton yang terdiri dari beras impor 1,8 juta ton dan 600 ribu ton pembelian dalam negeri. “Kalau itu aman,” ujar Darmin.

Dalam rapat di kantor JK siang tadi, BPS melaporkan hingga September 2018, data luas panen adalah sebesar 9,5 juta hektare. Hingga Desember 2018, luas panen diperkirakan menembus 10,9 juta hektare.

Adapun produksi Gabah Kering Giling (GKG) hingga September 2018 adalah 49,65 Juta ton dan 32,42 juta ton hingga Desember. BPS mencatat masih ada surplus beras sekitar 2,85 juta ton.

Recent Posts

Pemerintah Dorong Wakaf Produktif sebagai Penggerak Pemberdayaan Ekonomi Umat

MONITOR, Jakarta - Kementerian Agama terus memperkuat komitmennya dalam mewujudkan pemberdayaan ekonomi umat melalui pemanfaatan…

48 menit yang lalu

Ketua Komisi XIII DPR Dorong Sanksi Pelaku Kekerasan Seksual di Unsoed dengan UU TPKS

MONITOR, Jakarta - Ketua komisi XIII DPR RI Willy Aditya merasa prihatin atas kasus kekerasan…

5 jam yang lalu

Komisi X DPR: Study Tour Semestinya Diperbolehkan Sepanjang Edukatif

MONITOR, Jakarta - Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Lalu Hadrian Irfani menanggapi polemik kebijakan…

6 jam yang lalu

Puan: Penanganan Karhutla Harus Berbasis Keadilan Sosial dan Tata Kelola Berkelanjutan

MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI, Puan Maharani menyoroti kebakaran lahan dan hutan (Karhutla) yang…

6 jam yang lalu

KKP Perkuat Sinergi Antar Pusat dan Daerah Bangun Kawasan Sentra Industri Garam Nasional

MONITOR, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memperkuat sinergi antara Pusat dan Daerah dalam…

8 jam yang lalu

Insiden Pembubaran Ibadah di Padang, PKUB Kemenag Ajak Umat Kedepankan Dialog dan Komunikasi

MONITOR, Jakarta - Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) Kementerian Agama Republik Indonesia menyatakan keprihatinan mendalam…

9 jam yang lalu