MONITOR, Jakarta – Persoalan moda transportasi angkutan umum di Jakarta ternyata masih menjadi pekerjaan rumah yang harus cepat di selesaikan Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Bayangkan saja, menyadang status Ibukota negara ternyata masih banyak wikayah di Jakarta belum bisa dijangkau oleh moda transportasi umum.
Sebagai orang nomor satu di Jakarta, Anies pun mengakui kalau moda transportasi yang ada saat ini hanya mampu menjangkau 86 persen wilayah di Jakarta. Sementara 14 persen wilayah di Jakarta, belum terjangkau angkutan umum.
“Faktanya memang baru 86 persen wilayah di Jakarta yang terjangkau oleh kendaraan umum. Saya ingin ke depan 100 persen wilayah di Jakarta semuanya terjangkau transportasi umum,” kata Anies, Selasa, 16 Oktober 2018.
Menurutbya, saat ini Pemprov DKI sedang menyelesaikan semua pembangunan transportasi umum dari mulai angkutan kota, angkutan massal hingga Mass Rapid Transit (MRT).
Nantiya sambung Anies, setiap moda transportasi umum itu bakal diintegrasikan satu sama lain untuk memudahkan mobilitas masyarakat. “Kemudian ketiganya tersambung satu dengan lainnya. Kendaraan umum itu tidak sendiri-sendiri, tapi terintegrasi. Ada transfer ability. Nah yang mau kita bangun adalah sistem terintegrasi,” katanya.
Dia mencontohkan, pembangunan jalan layang khusus busway atau koridor 13 Transjakarta belum memenuhi unsur integrasi. Jalur yang menghubungkan Tendean ke Ciledug ini melewati jalur MRT dan KRL Commuter Line. Namun, penumpang Transjakarta itu tidak bisa berpindah moda secara langsung.
“Kita membangun tidak bisa transfer dengan mudah. Lihat koridor 13 Transjakarta, dari Tendean sampai Ciledug melewati MRT tapi tidak ada tempat berpindah dengan mudah baik penumpang MRT ke bus atau melewati stasiun kebayoran lama mau pindah Transjakarta sulit sekali,” tegasnya.
Dengan adanya integrasi angkutan umum dan layanan yang menjangkau seluruh wilayah, ungkapnya, kebijakan ganjil genap tidak akan diperlukan lagi. Dia menargetkan, integrasi angkutan umum itu akan tuntas dalam 3 tahun ke depan.