Jumat, 22 November, 2024

IAIN Purwokerto Praktek Ilmu Tata Negara di MPR

MONITOR, Jakarta – Sesjen MPR Ma’ruf Cahyono menyebut kunjungan 74 mahasiswa Jurusan Hukum Tata Negara Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, ke Komplek Gedung MPR/DPR/DPD, Jakarta, pada 9 Oktober 2018, sebagai kegiatan yang perlu diapresiasi.

“Ini kunjungan ilmiah ke MPR dengan tujuan untuk mendapat tambahan ilmu,” ujarnya.

Ilmu yang digeluti selama di kampus, menurut Ma’ruf Cahyono akan lebih bermakna ketika mereka hadir langsung ke lembaga-lembaga negara terkait agar bisa melihat bagaimana posisi tata negara dalam prakteknya.

“Saya kira ini satu kegiatan yang baik dan diperlukan terutama bagi mereka yang mau skripsi,” paparnya.

- Advertisement -

Dengan hadir di MPR, Ma’ruf Cahyono yakin kunjungan itu dapat mempertajam analisa dan memperluas cakrawala pandang mahasiswa terkait hukum tata negara ke depan. Diakui kunjungan itu juga sebagai salah satu bentuk Sosialisasi Empat Pilar.

Dalam pertemuan di Ruang GBHN, Gedung Nusantara V, bahasan yang dikupas juga menyinggung soal Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal IKa.

“Kita sering menerima dari lembaga pendidikan mulai sejak PAUD hingga kelompok strategis,” ungkapnya.

Dalam pertemuan, Ma’ruf Cahyono memaparkan dalam era reformasi, UUD Tahun 1945 mengalami perubahan. Perubahan yang ada oleh MPR Periode 2004-2009 disosialisasikan bersama Ketetapan MPR. Dalam masa itu ada masukan terhadap sosialisasi terkait dinamika yang terjadi di masyarakat.

Masyarakat ingin tak hanya UUD NRI Tahun 1945 dan Ketetapan MPR yang disosialisasikan namun juga Pancasila, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Pancasila disebut penting disosialisasikan sebab selepas reformasi, hal-hal yang terkait ideologi bangsa seperti Penataran P4, BP7, dan PMP dihapus.

Dari sinilah masyarakat merasa bahwa penanaman Pancasila perlu. Untuk itu, menurut Ma’ruf Cahyono, MPR melakukan inisiatif melakukan Sosialisasi Empat Pilar. Dari apa yang dilakukan oleh MPR, diakui mampu menumbuhkan lembaga-lembaga lain untuk melakukan hal yang serupa. “Sekarang ada BPIP,” ungkapnya.

Kesadaran masyarakat akan arti pentingnya Pancasila diakui tak hanya menumbuhkan banyaknya lembaga yang mensosialisasikan namun juga tumbuh kesadaran masyarakat mendiskusikan dan membincangkan Pancasila.

“Ini sebuah kemajuan bahwa Pancasila harus terus menerus dihidupkan dalam masyarakat,” paparnya.

Ma’ruf Cahyono menyebut metode sosialisasi yang dilakukan oleh MPR sangat beragam. Disebut ada TOT, outbond, lomba cerdas cermat, FGD, “bahkan kita juga melibatkan ustad Abdul Somad”, tuturnya. Dirinya merasa amannya Indonesia tak lepas dari suksesnya internalisasi Pancasila.

“Untuk itu mari kita internalisasikan Pancasila dalam keseharian,” ajak pria asal Banyumas itu.

Pendamping mahasiswa, Dr. Ridwan, menyebut acara itu sangat luar biasa. “Bisa mendapat tambahan ilmu kuliah sebanyak 4 SKS,” ujarnya dengan tersenyum.

Pemaparan dari Ma’ruf Cahyono diakui menjadi inspirasi terutama bagi mahasiswa Semester V. “Untuk itu kami mengucapkan terima kasih atas sambutannya,” pungkas Wakil Dekan I FH IAIN itu.

Kabiro Humas Setjen MPR Siti Fauziah dalam kesempatan yang sama menuturkan bahwa kunjungan dari mahasiswa berjaket hijau itu sangat bagus apalagi ilmu yang digeluti sesuai dengan tugas MPR. Kunjungan yang diadakan diakui sangat penting bagi mahasiswa terutama yang hendak skripsi.

“Saat bermanfaat apalagi Pak Sesjen menyampaikan dengan lugas. Ilmunya yang didapat bermanfaat untuk ke depan,” tambahnya.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER