MONITOR – Pernah dengar Sputnik 1? istilah ini tentu tidaklah asing lagi. Sputnik 1 merupakan satelit buatan Uni Soviet yang pertama kali diluncurkan pada 4 Oktober 1957 silam. Satelit ini diorbitkan dari Kosmodrom Baykonur di RSS Kazakhstan. Pertaruhan pendidikan sains pada masa perang dingin itu, membuat Amerika Serikat makin ‘kepanasan’.
Dilansir dalam laman wikipedia, Sputnik adalah satelit orbital rendah di ketinggian 400 km. Satelit ini memiliki diameter 58 cm dan bobot sekitar 83,6 kg. Ia memiliki kemampuan untuk menempuh sekitar 29.000 km dan mengambil 98,2 menit untuk menyelesaikan satu orbit. Pada perkembangannya, Sputnik 1 sempat terbakar pada tanggal 4 Januari 1958 dan jatuh di atmosfer bumi setelah menempuh perjalanan 70 juta km.
Sputnik 1 memang menjadi primadona dunuia. Selain mampu menyiarkan pulsa radio dari seluruh dunia, satelit ini juga mampu menciptakan kesenjangan teknologi yang dirasakan antara Amerika Serikat dan Uni Soviet.
Keberadaan Sputnik 1 menjadi percikan api. Usai diluncurkan oleh Uni Soviet, departemen pertahanan AS melalui Wernher von Rraun dan tim tentaranya turut mengerjakan proyek satelit. Tepatnya tanggal 31 Januari 1958, Explorer 1 milik Amerika Serikat resmi diluncurkan. Satelit tersebut membawa muatan ilmiah yang akhirnya menemukan sabuk radiasi magnetik di sekitar bumi.
Akan tetapi, masih banyak orang Amerika takut keberadaan roket Uni Soviet yang tampaknya berada di depan upaya luar angkasa AS. Pada tahun depan, satelit AS pertama, Explorer diluncurkan pada bulan Januari 1958.