Jumat, 29 Maret, 2024

Gatot Nurmantyo Sentil Kebijakan Impor Beras

MONITOR, Jakarta – Polemik impor beras menguat saat panen melimpah jadi bahan pergunjingan masyarakat. Mulai dari rakyat ekonomi kelas bawah hingga kalangan elit banyak menyayangkan kebijakan tersebut.

Keberadaan petani pun serasa tidak dihargai. Seperti halnya eks Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, belakangan ia menyentil pemerintah yang seakan ketergantungan dengan membuka kran impor beras.

Gatot menyayangkan kebijakan impor pemerintah disaat panen melimpah. Apalagi Perum Bulog sebagai lembaga penyedia stok pangan jelas mengatakan bahwa cadangan beras Indonesia masih cukup hingga Juni 2019.

“Sekarang saatnya panen kok impor? Untuk apa? Kan Bulog yang mengurusi stok pangan bilang tidak perlu impor karena cadangan beras cukup sampai Juni 2019,” kritik Gatot dalam laman resmi Twitternya, Selasa (25/9).

- Advertisement -

Adanya kebijakan ini, kata Gatot, pemerintah dinilai mengabaikan potensi alam yang dimiliki Indonesia. Apalagi menyinggung jerih payahnya para petani yang seolah tak dianggap.

“Indonesia negara agraris. Kita makan nasi dari petani-petani kita. Mereka tulang punggung pangan kita. Kok tetep mau impor! Ada apa?” cetus Gatot.

Sebelumnya, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengungkapkan Bulog berkomitmen tidak akan mengimpor beras karena saat ini stok cadangan beras di gudang Bulog sudah mencapai 2,4 juta ton. Jumlah tersebut belum termasuk beras impor yang akan masuk pada Oktober 400.000 ton sehingga total stoknya menjadi 2,8 juta ton, atau 2,7 juta ton jika dikurangi kebutuhan Beras Sejahtera (Rastra) 100.000 ton.

Polemik impor beras ini terus memanas setelah Kemendag mengaku menerbitkan izin impor sebesar 1,8 juta ton dalam tiga tahap pada tahun ini. Persetujuan impor tahap I dan II telah keluar pada Februari dan Mei 2018 masing-masing 500.000 ton. Sementara sisanya dikeluarkan pada Juli yang masa berlakunya habis pada Agustus.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER