MONITOR, Jakarta – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI) bekerja sama dengan Sekretariat Southeast Asian Ministers of Education Organization (SEAMEO) menyelenggarakan Seminar Internasional yang mengangkat tema “Agenda Pendidikan SEAMEO untuk Asia Tenggara yang Berkelanjutan”, di Provinsi Bali, Rabu (19/9/2018).
Seminar ini membahas tentang agenda pendidikan SEAMEO atau tujuh area prioritas 2015-2035.
“Hari ini kita telah melakukan pembukaan konferensi Organisasi Menteri-menteri Pendidikan dan Kebudayaan se-ASEAN. Ada 7 agenda yang akan dibahas dalam konferensi ini,” ujar Mendikbud RI Muhadjir Effendy, sekaligus sebagai Presiden SEAMEO Council, Muhadjir Effendy.
Tujuh area prioritas yang dibahas dalam seminar tersebut adalah: mempromosikan pendidikan universal bagi anak usia dini; mengatasi hambatan inklusi; mempromosikan ketahanan dalam menghadapi keadaan darurat; mempromosikan pendidikan pelatihan teknis dan kejuruan; revitalisasi pendidikan guru; harmonisasi pendidikan tinggi dan peneliti, serta; mengadopsi kurikulum abad ke-21.
“Target dari pembahasan tujuh prioritas tersebut adalah dapat saling bertukar informasi tentang pendidikan di masing-masing negara, kemudian berbagi pengalaman baik dalam menghadapi problem yang dihadapi. Masing-masing negara memiliki cara masing-masing untuk menangani masalah-masalah dari tujuh prioritas tersebut,” jelas Mendikbud.
Selanjutnya Mendikbud menambahkan, penyelenggaraan seminar ini diharapkan juga dapat meningkatkan kesadaran regional dan program nasional, serta rencana aksi yang dihasilkan dari sinergi dinamis, kekuatan, strategi, dan standar yang dikembangkan oleh negara-negara anggota SEAMEO yang mengarah pada pengembangan paradigma pembelajaran inovatif dan kebijakan pendidikan proaktif dalam mempromosikan tujuan pembangunan berkelanjutan dan agenda pendidikan SEAMEO.
Selain itu, untuk menyebarluaskan pemahaman regional, komitmen untuk aksi bersama, kerja sama timbal balik yang lebih erat di antara aktor pendidikan dan pemangku kepentingan di Asia Tenggara dalam memajukan kualitas pembelajaran serta memastikan akses yang lebih luas terhadap pendidikan di wilayah tersebut.
“Kita sudah mulai identifikasi keunggulan masing-masing negara dalam bidang sains dan teknologi, sehingga saat ini sudah mengarah pada transfer sains dan teknologi antar negara anggota ASEAN. Mudah-mudahan pertemuan ini banyak memberikan manfaatnya, kedepan terutama untuk menyongsong era industri 4.0,” harap Mendikbud.
Mendikbud mengatakan dukungan dari pemangku kepentingan dalam bidang pendidikan di tingkat nasional dan regional dalam mewujudkan tujuh program prioritas SEAMEO merupakan hal yang sangat penting.
“24 SEAMEO Regional Centres yang tersebar di seluruh Asia Tenggara diharapkan dapat memainkan peranan strategis yang dirancang sebagai pusat keunggulan di bidangnya masing-masing. Harapannya kedepan perkembangan ini dapat dicapai para negara anggota melalui mobilisasi dan berbagai pengetahuan, keterampilan, dan gagasan yang lebih tepat,” tutur Mendikbud.
Turut hadir dalam seminar ini Ananto Kusuma Seta, Staf Ahli Mendikbud Bidang Inovasi dan Daya Saing, Paristiyanti Nurwadani, Direktur Pembelajaran, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, dan Siti Rohaiza binti Haji Ahmad, Dosen Pengiran Anak Puteri Rashidah Sa’adatul Bolkiah (PAPRSB), Institut Ilmu Kesehatan, Universitas Brunei Darussalam).
Para pembicara dalam sesi pleno, terdiri atas Marek Tesar, Associate Dean International, Fakultas Pendidikan dan Pekerjaan Sosial, The University of Auckland, Selandia Baru; Sim Samnang, Wakil Direktur Jenderal, Departemen TVET, Kementerian Tenaga Kerja dan Pelatihan Kejuruan, Kamboja; Mr. Aw York Bin, Wakil CEO Industri & Layanan, Institut Pendidikan Teknik, Singapura.
Gatot mengucapkan terima kasih kepada Kemendikbud, serta delapan pusat SEAMEO yang telah mendukung penuh penyelenggaraan seminar ini. Delapan pusat tersebut adalah SEAMEO BIOTROP, SEAMEO RECFON, SEAMEO SEAMOLEC, SEAMEO QITEP in Language, SEAMEO QITEP in Mathematics, SEAMEO QITEP in Science, SEAMEO CECCEP, dan SEAMEO VOCTECH.
“Seminar Internasional akan menjadi platform bagi para peserta untuk berbagi paradigma dan praktik pembelajaran baru, bertukar perspektif tentang isu-isu terkini seputar pendidikan di Asia Tenggara serta mempromosikan pemahaman bersama tentang bagaimana negara anggota dapat mengatasi perubahan dan tantangan yang dihadapi oleh negara-negara dalam wilayah untuk mencapai agenda pendidikan SEAMEO menuju Asia Tenggara yang berkelanjutan,” pungkas Mendikbud.