MONITOR, Jakarta – Naik turunnya rupiah saat ini telah menjadi sebuah ancaman bagi kinerja emiten (perusahaaan) yang ada di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Head of Research Reliance Sekuritas, Lanjar Nafi menyatakan, rata-rata kinerja perusahaan yang ada di Bursa Efek Indonesia (BEI) sudah cukup baik, namun dampak depresiasi rupiah terhadap dolar masih menjadi pemberat bagi emiten-emiten tersebut.
“Yang membuat investor asing khawatir adalah terkait kinerja perusahaan Indonesia yang mayoritasnya merupakan importir bahan baku,” kata Lanjar, Rabu (19/9).
Pelemahan rupiah, menurut Lanjar, akan berimbas pada ongkos biaya, utang, dan aset perusahaan di Indonesia. Beberapa sentimen eksternal, masih akan mempengaruhi laju indeks hingga akhir tahun.
“Salah satunya, ketegangan perang dagang global AS dan mitra dagang menjadi pengaruh bagi indeks karena berpotensi merembet ke kondisi ekonomi Amerika Serikat,” papar dia.
Selain itu, depresiasi nilai tukar di emerging market dan depresiasi nilai tukar rupiah juga mau tak mau menjadi sentimen pemberat indeks.
“Untuk target pesimis, kami memprediksi IHSG akan finish di level 6.000 akhir tahun nanti. Untuk target optimis, dipatok pada angka 6.200,” ujar Lanjar.
MONITOR, Jakarta - Poros Muda NU mendesak Kejaksaan Agung (Kejagung) untuk mengusut dugaan penyimpangan anggaran…
MONITOR, Jakarta - Politisi Senior Partai Persatuan pembangunan (PPP) Zainut Tauhid Sa'adi menilai elit PPP…
MONITOR, Jeddah – Kementerian Haji dan Umrah Kerajaan Arab Saudi menggelar Seminar Akbar Haji Tahun…
MONITOR, Jakarta - Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi akan mendirikan pos kesehatan bagi…
MONITOR, Jakarta - Tim Indonesia U-23 tergabung di grup A bersama Malaysia, Filipina, dan Brunei…
MONITOR, Jakarta - Ketua Tim Pengawas (Timwas) Haji DPR RI Cucun Ahmad Syamsurijal menyoroti serius…