Sabtu, 20 April, 2024

Mahasiswa-Sarjana Kelautan dan Perikanan Diminta Manfaatkan Industri 4.0

MONITOR, Palembang – Revolusi Industri 4.0 yang ditandai dengan penggunaan sistem informasi teknologi (IT) dalam berbagai aktivitas ekonomi dan bisnis harus mampu dimanfaatkan untuk meningkatkan kapasitas SDM dan daya saing suatu bangsa dalam berbagai bidang termasuk sektor kelautan dan perikanan.

Untuk menjawab tantangan revolusi industri 4.0 dimana persaingan global sangat terbuka lebar, pengusaan teknologi dan kemampuan mengembangkan potensi sumber daya yang dimiliki menjadi modal penting kemajuan suatu bangsa.

Demikian disampaikan oleh Pakar Ekonomi Kelautan dan Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB, Prof Rokhmin Dahuri saat menyampaikan Kuliah Umum “Positioning Sarjana Kelautan dan Perikanan dalam Pembangunan Perikanan Berkelanjutan berbasis Industri-4.0 menuju Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia” di hadapan Himpunan Mahasiswa Perikanan Seluruh Indonesia di Kampus UNSRI, Indralaya, Palembang, Senin (18/9).

“Indonesia adalah negara yang dibekali Allah SWT dengan potensi sumber daya alam untuk menjadi negara maju, kaya, dan sejahtera terlebih di sektor kelautan dan perikanan. Indonesia adalah negara dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia setelah Kanada,” ujarnya.

- Advertisement -

“Indonesia memiliki potensi pembangunan yang besar dan lengkap untuk menjadi bangsa yang maju, sejahtera dan berdaulat. Diantaranya karena negara ini memiliki jumlah penduduk ke-4 terbesar di dunia dan diprediksi pada 2020-2040 akan mempunyai bonus demografi. Indonesia juga kaya akan sumber daya alam,” tambahnya.

Namun, ketua Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI) itu mengatakan justru saat ini kita harus menerima kenyataan pahit jika karena bangsa ini belum mampu beranjak dari predikat sebagai negara maju. Segala macam potensi sumber daya yang dimiliki belum maksimal dimanfaatkan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat terlebih sektor kelautan dan perikanan.

Untuk itu, dalam kesempatan tersebut dosen kehormatan Mokpo National University Korea itu mengungkapkan Indonesia belum maju dan sejahtera hingga sekarang disebabkan karena pertumbuhan ekonomi masih rendah di bawah 7 persen per tahun, tenaga kerja kurang berkualitas, kurang inklusif dan unsustainable. Kemudian sektor primer seperti pertanian, kehutanan, kelautan, perikanan, dan pertambangan sebagian besar dikerjakan secara tradisional.

“Sektor sekunder misalnya manufacturing, processing dan packaging itu produktivitasnya juga masih rendah, sementara akses UMKM terhadap lahan usaha permodalan sarana produksi juga minim,” katanya.

Dalam kesempatan itu, Prof Rokhmin mengajak Mahasiswa dan Sarjana Perikanan Indonesia memanfaatkan kehadiran revolusi industri 4.0 untuk ekonomi kemaritiman dan kelautan bisa meningkatkan efektivitas, produktifitas, keuntungan dan daya saing. Apalagi di era global sekarang suatu bangsa yang maju adalah yang bisa menghasilkan produk berdaya saing.

“Pertumbuhan ekonomi ini tidak boleh hanya dinikmati oleh segelintir orang, artinya rakyat kecil harus diberi modal, pendidikan, akses pasar, sehingga usaha modern yang menguntungkan bukan hanya dikerjakan oleh orang yang segelintir tapi oleh semua rakyat Indonesia,” ujarnya.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER