MONITOR, Malinau – Setelah bertahun-tahun harus membeli BBM jenis premium di pengecer dengan harga hingga Rp 20.000,- atau menempuh jarak hingga 167 KM untuk menjangkau lembaga penyalur resmi BBM terdekat, kini masyarakat di Desa Mahak Baru, Kecamatan Sungai Boh, Kabupaten Malinau, Provinsi Kalimantan Utara dapat bernafas lega. SPBU Kompak No. 66.775.003 yang menjual BBM dengan harga yang sama dengan daerah perkotaan secara resmi dibuka pada Kamis (13/09).
Hadir pada acara tersebut GM PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region (MOR) VI Kalimantan yang diwakili Pjs. Retail Fuel Marketing Manager Edison Palendeng, Anggota Komisi VII DPR RI Ari Yusnita, Direktur BPH Migas Patuan Alfon S, Asisten II Bupati Kabupaten Malinau Bidang Pembangunan Ernest Silvanus dan pejabat daerah setempat.
Region Manager Comm. & CSR Pertamina Kalimantan menyatakan program BBM 1 Harga merupakan wujud dukungan Pertamina untuk menyalurkan BBM dengan harga yang sama hingga ke wilayah 3T (Terluar, Terdepan dan Tertinggal). Hal ini sesuai dengan amanah pemerintah yang terus berupaya untuk mewujudkan kedaulatan energi hingga ke pelosok Indonesia.
“Alhamdulillah hari ini SPBU yang telah lama dinanti oleh masyarakat Kecamatan Sungai Boh telah diresmikan. Jangan bayangkan bangunan megah seperti SPBU di perkotaan. Yang terpenting adalah masyarakat memiliki akses yang dekat dengan salah satu sumber penggerak roda perekonomian warga ini”, kata Yudi.
Lebih lanjut Yudi menjelaskan produk yang dijual di SPBU Kompak ini adalah produk Solar dan Premium. Keduanya dijual dengan harga yang sama dengan wilayah perkotaan yakni masing-masing Rp 5.150,- dan Rp 6.450,-. Sebelum diresmikan, SPBU ini telah diujicobakan operasionalnya sejak 4 Agustus yang lalu. Secara sarana dan prasarana, SPBU ini dilengkapi dengan 1 nozzle untuk masing-masing produk dan 100 drum untuk menampung BBM yang disalurkan ke wilayah yang memiliki total penduduk sekitar 3000 jiwa ini.
Seperti penyaluran sebelumnya sebagai contoh ke wilayah Long Apari ataupun Krayan, penyaluran ke Sungai Boh ini tidak kalah menantangnya. BBM didistribusikan menggunakan kapal Self Propelled Oil Barge (SPOB) dengan muatan 180 KL dari TBBM Samarinda untuk kemudian berlayar melintasi Sungai Mahakam menuju dermaga di wilayah Long Bagun yang memakan waktu hingga 7 hari.
Tidak berhenti di situ, BBM kemudian dipindahkan ke drum khusus atau Intermediate Bulk Containers (IBC) dan diangkut menggunakan mobil selama kurang lebih 8 jam dengan jarak hingga 163 Km ke Kecamatan Sungai Boh.
“Distribusi yang sangat kompleks ini tetap kami laksanakan dengan harapan agar Kecamatan Sungai Boh dapat lebih berkembang. Dengan menggeliatnya roda perekonomian tentunya dapat membantu peningkatan kesejahteraan masyarakat”, ungkap Yudi.
Yudi menambahkan secara total lembaga penyalur BBM 1 Harga di wilayah Kalimantan sejak mulai dilaksanakannya program ini pada akhir tahun 2016 hingga awal September 2018 adalah sebanyak 15 lembaga penyalur dari total 35 target yang harus dicapai pada tahun 2019.
“Rencananya pada akhir September ini akan bertambah lagi 12 lembaga penyalur BBM 1 harga yang akan diresmikan. 3 di Kalteng, 3 di Kaltara, 3 di Kalbar, 2 di Kalsel dan 1 di Kaltim”, jelas Yudi.
Sesuai dengan Permen ESDM No.136 Tahun 2016 tentang Percepatan Pemberlakuan Satu Harga JBT dan JBKP Secara Nasional, Pertamina ditargetkan mendirikan lembaga penyalur di 150 titik di seluruh Indonesia selama 3 tahun dari 2017 – 2019. Pada tahun 2017 ditargetkan 54 lokasi, tahun 2018 sebanyak 67 lokasi dan 29 lokasi pada tahun 2019.