STORI

Pengepungan Wina dan Akhir Penaklukan Ottoman di Eropa

MONITOR – 12 September 1683 silam, Kesultana Utsmaniyah Turki dipaksa mundur dari Kota Wina, Austria yang terletak di jantung Eropa. Ya, kegagalan upaya penaklukan Wina oleh Kesultanan Utsmaniyah atau yang biasa disebut Kekaisaran Ottoman tersebut menjadi yang pertama, atau bahkan menjadi akhir dari perluasan wilayah Kekaisaran yang saat itu dipimpin oleh Suleiman I di tanah Eropa.

Mengutip tulisan Arnold J. Toynbee dari berbagai media, sebelum melakukan pengepungan ke kota yang terkenal dengan keindahan serta budayanya tersebut, mulanya Kesultanan Utsmaniyah telah berhasil menaklukkan Kerajaan Hongaria dan mendirikan negara di Transilvania. Berbagai kalangan berpendapat jika saja penyerangan Wina tidak gagal, maka laju perluasan wilayah Utsmaniyah di tanah Eropa tak terbendung lagi dan dimulai dari Hongaria.

Bahkan, pada laman Wikipedia pun, sebagian sejarawan meyakini Suleiman I hendak memperkuat kekuasaannya di Hongaria melalui penguasaan Wina. Sebagian sejarawan lagi menyatakan bahwa penaklukan Hongaria sebagai pendahuluan kekaisaran tersebut sebelum menaklukkan Eropa.

Adalah Kara Mustafa Pasha, disebut-sebut sebagai sosok paling bertanggung jawab atas gagalnya Ottoman di Wina. Tak lain lantaran selain ia menjabat sebagai pimpinan militer kala itu, di Kekaisaran Ottoman ia juga menjadi seorang wazir agung, sosok sentral dalam upaya terakhir Kekaisaran tersebut dalam penaklukan Eropa.

Kara Mustafa Pasha, Ottoman commander at the Battle of Vienna (wikipedia.org)

Di tahun 1683 itu lah untuk pertama kalinya Kara Mustafa Pasha bersama 100.000 pasukannya melakukan pengepungan Wina. Dimana saat itu Wina hanya dijaga oleh 10.000 tentara Habsburg. “Kemenangan didepan mata” begitu setidaknya anggapan berbagai kalangan terkait peristiwa tersebut. Apa lagi para ahli juga meyakini, saat itu, tepatnya bulan September, Kara Mustafa Pasha diyakini telah mantap dan mengetahui seluk beluk benteng dan musuh-musuh yang ada di belakang benteng Wina tersebut.

Namun, ternyata perhitungan Kara Mustafa Pasha tak sepenuhnya akurat, kendati unggul dalam jumlah pasukan dan matang dalam strategi lantaran telah mempelajari kondisi benteng selama berbulan-bulan lamanya, ia tak memperhitungkan perbukitan di sekitar benteng tersebut. Kelengahan tersebut dimanfaatkan tentara gabungan Jerman dan Polandia di bawah Raja Jan Sobieski.

12 September menjadi akhir dari pengepungan Ottoman ke Wina, saat tentara gabungan tersebut menyerang lokasi Kara Mustafa Pasha bersama ratusan ribu pasukannya.

Recent Posts

Puan Pastikan Adies Kadir Aktif Kembali di DPR, Sesuai Keputusan MKD

MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani memastikan Adies Kadir sudah kembali aktif sebagai…

48 menit yang lalu

Puan Sebut Kasus Bullying di Sekolah Sudah Darurat!

MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani menyampaikan keprihatinan mendalam atas meninggalkan siswa SMPN…

4 jam yang lalu

Kemenag Selesaikan Enam Pedoman Teknis Layanan Pendidikan Inklusif

MONITOR, Jakarta - Kementerian Agama telah menerbitkan Peraturan Menteri Agama (PMA) No. 1 Tahun 2024…

4 jam yang lalu

Soal Laporan ke MKD, Puan Tegaskan Pembahasan UU KUHAP Serap Partisipasi Publik

MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani merespons soal adanya laporan terhadap 11 anggota…

8 jam yang lalu

Puan Pimpin Pengesahan UU KUHAP Baru, Berlaku Mulai Januari 2026

MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani memimpin Rapat Paripurna DPR RI ke-8 Masa…

9 jam yang lalu

13.600 Siswa SD Ikuti Asesmen Nasional Literasi Dasar Beragama 2025

MONITOR, Jakarta - Sebanyak 13.600 dari 16.376.085 siswa muslim Sekolah Dasar (SD) di seluruh Indonesia…

10 jam yang lalu