STORI

17 Tahun Tragedi Runtuhnya Menara WTC di New York

MONITOR – Tanggal 11 September 2011 akan selalu dikenang warga Amerika Serikat dan dunia atas tragedi kemanusiaan paling memilukan di abad modern. Dalam tragedi yang biasa disebut ‘Serangan September’, empat serangan bunuh diri yang menyasar beberapa target di New York City dan Washington, D.C. pada 11 September 2001 itu berhasil meluluhlantahkan gedung pencakar langit menara kembar World Trade Center (WTC) di New York. Detik-detik ledakan dan runtuhnya gedung bahkan terekam jelas kamera seperti sebuah adegan film action.

Pada pagi itu, 19 pembajak dari kelompok militan, al-Qaeda, membajak empat pesawat jet penumpang. Para pembajak sengaja menabrakkan dua pesawat ke Menara Kembar World Trade Center di New York City yang menyebabkan kedua menara runtuh dalam kurun waktu dua jam.

Pembajak juga menabrakkan pesawat ketiga ke Pentagon di Arlington, Virginia. Ketika penumpang berusaha mengambil alih pesawat keempat, United Airlines Penerbangan 93, pesawat ini jatuh di lapangan dekat Shanksville, Pennsylvania dan gagal mencapai target aslinya di Washington, D.C.

Menurut laporan tim investigasi 911, sekitar 3.000 jiwa tewas dalam serangan ini. Kehancuran ini mengakibatkan dampak serius terhadap ekonomi Lower Manhattan.

Bersama Menara Kembar berlantai 110 itu, beberapa bangunan lain di lahan World Trade Center hancur atau rusak parah, termasuk gedung WTC3 sampai 7 dan St. Nicholas Greek Orthodox Church.

Menara Utara, Menara Selatan, Marriott Hotel (3 WTC) dan 7 WTC hancur sepenuhnya. U.S. Customs House (6 World Trade Center), 4 World Trade Center, 5 World Trade Center, dan dua jembatan pejalan kaki yang menghubungkan bangunan-bangunan tersebut rusak parah.

Deutsche Bank Building di 130 Liberty Street rusak setengah dan akhirnya diruntuhkan. Dua gedung World Financial Center juga mengalami kerusakan.

Deutsche Bank Building di seberang Liberty Street dari komplek World Trade Center akhirnya dicap tak dapat dihuni kembali karena suasana beracun di dalam menara perkantoran itu dan akhirnya diruntuhkan. Fiterman Hall milik Borough of Manhattan Community College di 30 West Broadway juga diruntuhkan karena kerusakan parah dalam serangan ini dan akhirnya dibangun kembali.

Tidak hanya meninggalkan luka mendalam bagi keluarga korban, tragedi 911 juga berdampak serius dan meluas khususnya terhadap kebijakan politik luar negeri AS. Serangan itu seolah menjadi lonceng dan genderang perang Amerika terhadap kelompok yang mereka sebut ekstrimis khususnya di wilayah timur tengah.

Recent Posts

ITB Aahmad Dahlan-UIN Salatiga Perkuat Kerja Sama Riset dan Kemanusiaan

MONITOR, Jakarta - Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan (ITB AD) Jakarta menjalin kerja sama…

20 menit yang lalu

Kementerian UMKM Percepat Penyaluran KUR 2025 untuk Perkuat Daya Saing UMKM

MONITOR, Bali - Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) terus memperkuat upaya percepatan penyaluran…

45 menit yang lalu

TMMD ke-126 Kodim 1505/Tidore Resmi Ditutup, TNI Hadir untuk Rakyat

MONITOR, Jakarta - Program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-126 Kodim 1505/Tidore resmi ditutup oleh…

4 jam yang lalu

Puan Ungkap Pimpinan DPR Akan Diskusikan Konsekuensi soal Potongan Dana Reses

MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani menanggapi soal putusan Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD)…

6 jam yang lalu

Ini Tujuan Program Kota Wakaf dan Pemberdayaan Masyarakat di Cirebon

MONITOR, Jakarta - Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama meluncurkan Kota Wakaf dan Program…

6 jam yang lalu

Puan Akan Tindaklanjuti Putusan MKD Terhadap 5 Anggota DPR

MONITOR, Jakarta - Ketua DPR Puan Maharani menghormati keputusan Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI…

7 jam yang lalu