PERTANIAN

Indonesia harus Belajar dari Denmark dalam membangun Pertanian

MONITOR, Jakarta – Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar harus jadi momentum meningkatkan neraca perdagangan dan ekspor, salah satunya di bidang pertanian (tanaman pangan, hortiklutur, perkebunan, kehutanan, peternakan, dan perikanan).

Guru Besar Fakultas Perikanan IPB, Prof Rokhmin Dahuri mengatakan, untuk menjadikan bidang pertanian sektor andalan mendongkrak perekonomian nasional melalui peningkatan ekspor diatas, diperlukan seperangkat kebijakan pemerintah terutama faktor struktural dan kebijakan ekonomi-politik.

“Pada 1996 – 1997 dengan takdir Allah, saya ditunjuk oleh Rektor IPB kala itu (alm. Prof. Dr. Soleh Solahuddin) sbg Ketua Tim IPB utk menyusun Grand Strategy (Road Map) Pembangunan Pertanian Berbudaya Industri. Seluruh biaya ditanggung oleh Kemenko EKUIN/Bappenas, yang saat itu Menterinya adalah Prof. Dr. Ginanjar Kartasasmita,” katanya dalam pernyataan pers yang diterima MONITOR, Senin (10/9/2018).

Prof. Rokhmin menegaskan, salah satu hasil risetnya adalah bahwa 70 variables (faktor) yang menentukan keberhasilan sektor (bisnis) di bidang pertanian (tanaman pangan, hortiklutur, perkebunan, kehutanan, peternakan, dan perikanan) adalah faktor struktural dan kebijakan politik-ekonomi. Seperti Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), suku bunga dan persyaratan kredit perbankan, APBN/APBD, nilai tukar rupia, kebijakan ekspor – impor, infrastruktur, konsistensi kebijakan pemerintah, kelambagaan pertanian, dan iklim investasi serta kemudahan berbisnis (ease of doing business).

“Dan, 70% variables penentu tsb sayangnya di luar otoritas Kementerian Pertanian, Kelautan dan Perikanan, dan Kehutanan. Apalagi otoritas Perguruan Tinggi (khususnya IPB) dan Litbang terkait pertanian dalam arti luas,” katanya.

Ketua Umum Gerakan Nelayan Tani Indonesia (DPP GANTI) itu menambahkan semestinya Indonesia bisa belajar dari Denmark yang sukses membangun pertaniannya meski tidak memiliki lahan pertanian sebanyak Indonesia.

“Nah, Denmark dan negara-negara lain yg sukses membangun bidang pertaniannya adalah yang membuat semua variable kebijakan diatas mendukung kinerja bidang pertanian,” tandasnya.

“Di Denmark, tak ada tempat untuk konglomerat di sektor pertanian, peternakan, perikanan dan usaha usaha yang berhubungan dengan hajat hidup orang banyak. 90 persen pangsa pasar produk pertanian, peternakan dan perikanan serta kaitannya dikuasai oleh koperasi. Sebagian sisanya dikuasai oleh usaha kecil menengah (UKM),” pungkas pakar ekonomi kelautan tersebut.

Recent Posts

One Way Arus Balik di Jalan Tol Trans Jawa Ditutup, Lalu Lintas Kembali Normal Sejak Selasa Ini

MONITOR, Jakarta - PT Jasa Marga (Persero) Tbk. berdasarkan diskresi Kepolisian menutup rekayasa lalu lintas…

55 menit yang lalu

Tiga Rest Area Travoy Paling Favorit di Jalur Tol Trans Jawa Selama Mudik Lebaran 2025

MONITOR, Jakarta - PT Jasamarga Related Business (JMRB) mencatatkan lonjakan kunjungan signifikan ke sejumlah rest…

1 jam yang lalu

Timnas Indonesia U-17 Menang 4 1 Atas Yaman, Erick Thohir: Perjuangan Belum Selesai

MONITOR, Jakarta - Timnas U-17 Indonesia selangkah lagi menuntaskan misi yang ditargetkan di Piala Asia…

2 jam yang lalu

Upaya Pemerintah Mewujudkan Swasembada Pangan

MONITOR, Majalengka - Presiden Prabowo Subianto menghadiri panen raya bersama petani di Desa Randegan Wetan,…

4 jam yang lalu

Tiga Jurnal UIN Bandung Raih Peringkat SJR dan Quartile 2024

MONITOR, Jakarta - Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung kembali mencatatkan prestasi internasional.…

10 jam yang lalu

Kaskoopsud II Hadiri Panen Raya Padi Serentak di Bone

MONITOR, Makassar - Kepala Staf Komando Operasi Udara II Marsma TNI Indan Gilang Buldansyah, S.Sos.,…

13 jam yang lalu