EKONOMI

Pemerintah Didesak Batasi Ekspor Kelapa Utuh

MONITOR, Jakarta – Kalangan pengusaha produk olahan kelapa meminta pemerintah membenahi tata niaga kelapa dengan membatasi ekspor kelapa utuh agar industri pengolahan kelapa di dalam negeri tidak kekurangan pasokan. Hal tersebut diungkapkan Yogi Abimanyu, Ketua Umum Perhimpunan Pengusaha Arang Kelapa Indonesia (PERPAKI). Menurutnya ekspor kelapa segar yang tidak terkendali menyebabkan bahan baku pembuatan arang dari tempurung kelapa berkurang.

“Padahal, ekspor arang kelapa memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan dengan kelapa utuh. Seluruh bagian dari buah kelapa bisa diolah, mulai dari sabut, buah kelapa, air kelapa, hingga tempurung,” ujar Yogi Abimanyu yang baru terpilih dalam pemilihan ketua Umum PERPAKI beberapa waktu lalu di Jakarta, kepada wartawan, Kamis (30/8).

Ia mengatakan rejuvenasi kelapa besar-besaran Indonesia amat mendesak, jika hal tersebut tidak dilakukan, industri pengolahan kelapa dalam negeri akan mengalami masalah kelangkaan bahan baku yang lebih parah. Dampaknya, selain harga menjadi tidak kompetitif dipasar ekspor, harga kelapa untuk konsumsi domestik pun akan meningkat tajam yang akan merugikan konsumen.

“Industri briket arang kelapa memiliki kontribusi signifikan terhadap UKM (Usaha Kecil Menengah), industri ini mengolah bahan baku dari kebun yang juga hampir semuanya dimiliki masyarakat,” ujar pria yang akrab disapa Abi ini.

Akibat tidak dibenahinya tata niaga kelapa ini bukannya tidak berdampak langsung. Pada 2016 nilai total ekspor mencapai Rp 7 triliun, itupun telah mengalami penurunan yang signifikan dibanding satu atau dua tahun sebelumnya. Ditahun 2017, diprediksi mengalami penurunan cukup drastis.

“Persoalan mendasar dan mendesak adalah tentang regulasi ekspor kelapa butir yang turut membawa tempurung kelapa sebagai bahan baku pembuatan arang yang dibutuhkan oleh perusahaan briket. Ini persoalan besarnya.” imbuhnya.

Sebagai wadah yang menaungi para pengusaha kelapa diseluruh Indonesia,  PERPAKI meminta pemerintah mengambil langkah serius.

“Kami mengekspor produk yang diolah didalam negeri yang sejalan dengan langkah pemerintah untuk menggenjot ekspor. Harapan kami agar pemerintah melakukan moratorium ekspor kelapa utuh, seperti yang dilakukan terhadap pertambangan dan perikanan,” tutupnya.

Recent Posts

Kemenag Salurkan Bantuan KIP Kuliah 25.964 pada Mahasiswa

MONITOR, Mataram - Kementerian Agama melalui Pusat Pembiayaan Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan (PUSPENMA) Sekretariat…

22 menit yang lalu

Puan Kumpulkan Pimpinan, Urun Rembuk Bahas Transformasi DPR

MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani hari ini memimpin pertemuan antara pimpinan DPR…

43 menit yang lalu

UID Terima 30 Beasiswa Baznas Kota Depok, Perkuat Komitmen Cetak Generasi Unggul

MONITOR, Depok - Universitas Islam Depok (UID) kembali dipercaya menjadi mitra strategis Badan Amil Zakat…

1 jam yang lalu

Pemprov Banten Siap Bersinergi dengan Nasyiatul Aisyiyah Majukan Perempuan dan Anak

MONITOR, Serang - Perempuan memegang peran strategis dalam pembangunan bangsa, baik di ranah domestik sebagai…

2 jam yang lalu

Pertemuan Pimpinan DPR dan Mahasiswa Jadi Momen Transparansi Proses Politik

MONITOR, Jakarta - Pimpinan DPR RI mengundang perwakilan mahasiswa untuk berdialog mengenai kondisi bangsa saat…

2 jam yang lalu

Kemenperin Tetapkan Program Prioritas Industri 2026

MONITOR, Jakarta - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita memaparkan arah kebijakan dan program prioritas tahun…

3 jam yang lalu